Sukses

Awas Bahaya Awan Panas Gunung Karangetang!

Hendra Gunawan mengatakan, karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang kemudian gugur atau longsor.

Liputan6.com, Sitaro - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengingatkan bahaya awan panas guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.

"Waspadai adanya awan panas guguran, di mana kubah lava lama masih berada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan melalui Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang pada, Senin (25/3/2024).

Hendra Gunawan mengatakan, karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang kemudian gugur atau longsor.

"Akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur luncuran atau guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir," kata Hendra.

Terkait kondisi itu, pihak PVMBG berharap masyarakat yang tinggal di sekitarnya maupun yang akan melintasi lembah atau sungai tersebut tetap waspada.

"Selain itu, juga perlu diwaspadai terjadinya lahar yang meluncur dari puncak pada waktu hujan," katanya.

Catatan Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang pada 10 Juli 2023, warga Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, diungsikan karena Gunung Karangetang meluncurkan awan panas guguran.

Yudia P Tatipang menambahkan, gunung api itu meluncurkan awan panas guguran pada Senin pukul 07.58 Wita. Jarak luncur awan panas guguran sekitar dua kilometer ke arah Kali Kahetang atau sektor tenggara.

Diketahui, Gunung Karangetang meletus pada awal Februari 2023, PVMBG kemudian menaikkan statusnya menjadi siaga level tiga pada 8 Februari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.