Sukses

Gerakan Tangan Anies Baswedan Saat Buka Visi-Misi Debat Capres, Yuk Kenali Dua Jenis Bahasa Isyarat di Indonesia

Di Indonesia terdapat dua jenis bahasa isyarat yang digunakan sebagai media komunikasi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan, membuka pemaparan visi-misi di debat capres kelima dengan bahasa Isyarat, Minggu (4/2/2024) malam. Anies membuat gestur menunjuk jam tangan di pergelangan kiri dengan jari telunjuk kanan, kemudian menggerakan jari melingkar dari depan ke belakang.

Gestur tersebut berarti waktunya perubahan. Hal ini menjadi salah satu aspek menarik yang disorot warganet di platform X.

Mengutip dari berbagai sumber, di Indonesia terdapat dua jenis bahasa isyarat yang digunakan sebagai media komunikasi. Kedua jenis tersebut adalah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (Sibi) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).

Sibi merupakan bahasa isyarat yang diadopsi dari American Sign Language (ASL). Bahasa isyarat ini digunakan sebagai bahasa pengantar resmi di Sekolah Luar Biasa (SLB).

Sibi menjadi bahasa isyarat yang direkomendasikan pemerintah. Jenis bahasa isyarat ini menggunakan struktur kalimat yang sama dengan tata bahasa lisan Indonesia, termasuk penggunaan awalan dan akhiran.

Namun, beberapa orang berpendapat bahwa Sibi lebih sulit karena mengandung kosakata baku dan rumit. Selain itu, Sibi umumnya hanya menggunakan satu tangan.

Sementara itu, Bisindo dianggap sebagai bahasa yang bisa mewakili para teman Tuli dan tunawicara di Indonesia. Bisindo umumnya menggunakan dua tangan. Bisindo yang telah digunakan sejak kecil menjadi alasan bahasa isyarat ini menjadi bahasa alami yang mudah dicerna.

Terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, baik Sibi atau Bisindo tetap menjadi bahasa isyarat yang berguna sebagai media komunikasi. Namun, bagi yang ingin memulai belajar bahasa isyarat, Bisindo bisa menjadi pilihan tepat.

Sementara itu, keberadaan bahasa isyarat diperingati oleh masyarakat di seluruh dunia melalui Hari Bahasa Isyarat Internasional setiap 23 September. Peringatan ini sekaligus menjadi bagian dari Pekan Tuli Internasional atau International Week of the Deaf.

(Resla)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini