Sukses

Janji 100 Hari Kerja Anies Baswedan sebagai Presiden: Bereskan Tata Niaga Pangan

Jika terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029, Anies Baswedan akan membereskan tata niaga pangan Indonesia, dalam 100 hari kerja pertamanya.

Liputan6.com, Serang - Jika terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029, Anies Baswedan akan membereskan tata niaga pangan Indonesia, dalam 100 hari kerja pertamanya.

Janji 100 hari kerja Anies Baswedan itu disampaikannya, di hadapan ribuan masyarakat, saat kampanye akbar di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten.

"Insyaallah 100 hari pertama, kita akan bereskan tata niaga pangan kita, supaya petani makmur, harga beras murah. Jadi dua duanya dapet," ujar Anies Baswedan, dalam orasinya, Selasa, (30/01/2024).

Capres 01 itu juga menyindir mahal dan sulitnya petani mendapatkan pupuk. Sedangkan untuk swasembada pangan, bibit dan pupuk harus tersedia dan mudah didapatkan oleh petani. 

"Petani kalau ditanya masalahnya ada tiga, pupuk, pupuk, pupuk. Pupuknya tidak ada, kalau ada harganya mahal. Pupuk tidak sulit, tapi tidak mau diperbaiki," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anies Sindir Capres yang Ingin Lanjutkan Program Jokowi

Anies juga menanyakan kondisi harga beras hingga lapangan pekerjaan ke masyarakat, semua menjawab dengan mahalnya harga beras dan sulitnya mencari pekerjaan. Begitupun ketika Anies menanyakan biaya pendidikan, kemudian dijawab pendidikan yang mahal.

Karenanya Anies mengajak masyarakat yang hadir, untuk datang ke TPS pada 14 Februari 2024 nanti dan memilih dirinya bersama Muhaimin Iskandar.

Anies Baswedan juga menyindir Capres 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang secara terang-terangan akan melanjutkan program kerja Presiden Jokowi.

"Mahalnya dilanjutkan? Sulitnya dilanjutkan? perlunya perubahan. Kalau wewenang itu diberikan, maka kita bisa melakukan perubahan. Harga beras mahal, sedangkan harga gabah murah. Petani terima uangnya sedikit, lalu uangnya kemana? Kita bayar mahal, petani terima uangnya sedikit, uangnya ilang dijalan. Itu kerjaan tengkulak yang menimbun, ini harus diubah nih," terangnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.