Sukses

Butuh Rp200 Miliar, Jokowi Sebut Pembangunan Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Bisa Dilakukan PUPR

Gedung Kampus 2 UMP akan menjadi yang tertinggi di Purwokerto, Banyumas.

Liputan6.com, Purwokerto - Presiden Joko Widodo melakukan lawatan ke Jawa Tengah di awal tahun 2024, salah satunya ke kota Purwokerto yang berada di Kabupaten Banyumas. Salah satu agenda di kota yang terkenal dengan kuliner mendoan ini, Jokowi hadir untuk meresmikan Groundbreaking Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto di Jl. Suparjo Rustam Sokaraja.

Saat memberikan sambutan, Jokowi memuji desain kampus 2 UMP yang akan menjadi gedung tertinggi di Purwokerto dengan 14 lantai. Ia mengaku sudah mendengar langsung dari Rektor UMP Jebul Suroso, pembangunan kampus 2 ini akan memakan biaya Rp200 miliar.

"Tadi juga pak rektor bisik-bisik habisnya kurang lebih Rp 200 miliar, ini benar-benar sudah dihitung Rp200 miliar benar enggak, kalau benar Rp 200 miliar biar dibangun PU (Kementerian PUPR) tapi jangan nanti dihitung Pak Menteri PUPR jadi Rp 400 (miliar) waduh dobel nanti. Kalau 200nanti biar dikerjakan oleh Pak Menteri PUPR, ini saya lihat tadi desainnya juga sangat bagus," katanya yang disambut tepuk tangan hadirin di kawasan pembangunan kampus 2 UMP.

Dalam peresmian peletakan batu pertama pembangunan Kampus 2 UMP, Jokowi juga mengatakan hal ini dilakukan karena mahasiswa UMP sudah mencapai 17 ribu mahasiswa dan 11 fakultas. "Memang ruang kuliahnya kurang sehingga perlu dibangun gedung baru yang lantainya, berapa lantai pak rektor? 14 lantai ini menjadi tertinggi mungkin di Purwokerto," sambungnya.

Sementara itu, Rektor UMP Jebul Suroso mengatakan UMP telah terakreditasi unggul dan menjadi kampus yang terbesar di Jawa Tengah bagian barat. Saat ini jumlah total mahasiswa mencapai 17 ribu, di antaranya adalah mahasiswa asing dari Zimbabwe, Gambia dan Palestina. Mahasiswa UMP juga bukan hanya dari kalangan muslim tetapi juga non muslim.

Karenanya, untuk pengembangan diperlukan pembangunan kampus 2. Dia mengaku sangat bersyukur Presiden Jokowi bisa ikut meresmikan pembangunan kampus UMP yang menjadi tonggak sejarah baru karena ini kunjungan pertama presiden di kampus Purwokerto.

"Dengan adanya perkembangan mahasiswa baru yang setiap tahun 5.300 mahasiswa kami perlu melakukan pengembangan kampus dan antara lain adalah kampus dua untuk rumpun ilmu kesehatan dan kedokteran kami akan bangun gedung 14 lantai," ujarnya.

Rencananya, kampus UMP 2 akan dibangun tiga blok besar untuk mahasiswa kedokteran, farmasi, ilmu kesehatan serta pascasarjana dan rumah sakit pendidikan UMP. Di mana pembangunan pertama akan dilakukan di belakang masjid, terdiri dari 13-14 lantai yang ditargetkan selesai dalam 8 bulan. Sedangkan untuk pembangunan keseluruhan sebanyak tiga blok, diprediksi akan memakan waktu cukup panjang, kurang lebih sekitar 4 tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Bonus Demografi

Pada kesempatan ini, Jokowi juga menyinggung pada tahun 2030 Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah negara. Dia menambahkan bonus demografi bisa membuat ada lompatan negara berkembang menjadi negara maju atau sebaliknya tetap menjadi negara berkembang. Seperti halnya di negara-negara Amerika Latin tahun 1950-an tahun, tahun 1960-an hingga tahun 1970-an di mana negara-negara ini tetap menjadi negara berkembang atau tidak lompat menjadi negara maju.

"Kenapa? karena tidak menggunakan kesempatan saat diberikan bonus demografi pada saat itu usia-usia produktif pada tahun-tahun itu. Kita di tahun 2030-an sampai 2035-an ini akan mendapatkan bonus demografi yang kita harapkan kita bisa mengambil manfaat dan bisa melompatkan negara ini menjadi negara maju," bebernya.

Untuk itu, kuncinya adalah pada pembangunan sumber daya manusia. Jokowi menekankan pentingnya pembangunan talent future skill. Kebutuhan talent tersebut harus didahulukan agar kesempatan ini tidak hilang begitu saja.

"Nyari opportunity seperti itu sudah sangat sulit. Oleh sebab itu saya berkali-kali menyampaikan betapa pentingnya kepemimpinan nasional di tahun 2024 tahun 2029 dan tahun2034 karena di situlah kunci yang menentukan negara ini bisa melompat menjadi negara maju atau tidak," tambah dia.

Pemimpin negara ini selanjutnya, kata Jokowi, harus tahu bagaimana membawa negara ini ke arah maju dan dengan cara apa.

"Kita semuanya harus berhati-hati karena ini kesempatan yang hanya diberikan sekali dalam sebuah peradaban negara, gerbangnya sudah kelihatan tinggal buka dan ngisinya kalau buka dan ngisinya benar tepat itulah negara maju Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai," ungkap Jokowi.

Untuk itu, ia juga mengharapkan Universitas Muhammadiyah, khususnya Universitas Muhammadiyah Purwokerto bisa menjadi bagian dari hal tersebut. "Bukan skill saja bukan urusan talent saja tapi urusan character building itu juga menjadi kunci bagi pembangunan sumber daya manusia seutuhnya," tandasnya.

Jokowi meyakini Muhammdiyah dengan pengalaman panjang di bidang pendidikan akan menjadikan UMP sebagai kampus unggulan yang bereputasi internasional. Juga tentu saja menjadi kampus kebanggaan Purwokerto yang akan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.