Sukses

Kronologi Pernikahan Sejenis di Cianjur yang Menghebohkan

Baru-baru ini masyarakat dibuat heboh dengan kabar pernikahan sejenis di Cianjur.

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar pernikahan sesama jenis di Cianjur. Diketahui seorang wanita berinisial AD menyamar menjadi pria untuk menikahi wanita asal Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.

Kepala Desa Pakuon, Abdullah menyampaikan bahwa awalnya kehebohan tersebut bukan diawali karena adanya pernikahan sejenis. Namun, dihebohkan dengan kabar pernikahan warga di desanya yang digelar dengan biaya besar hingga uang miliaran rupiah.

"Kabar heboh awal itu bukan pernikahan sesama jenis. Tapi ada pernikahan yang kabarnya bakal menghabiskan biaya besar sampai miliaran kemudian saya cek takutnya terjadi sesuatu," kata Abdullah pada Sabtu (9/12/2023).

Sebelum acara pernikahan, pemerintahan desa kemudian menemui pihak laki-laki untuk memastikan kebenaran tersebut. Pihak desa meminta identitas calon mempelai laki-laki untuk proses persyaratan pernikahan.

Namun, pihak laki-laki justru tidak bisa menunjukkan identitasnya mulai dari KTP atau identitas lainnya. AD justru memberikan banyak alasan salah satunya mengaku tidak mendapatkan izin dari ibunya serta KTP-nya telah diambil.

"Saat memproses persyaratan nikah ke desa dan KUA juga si pihak laki-lakinya ini banyak mengeluarkan alasan, katanya KTP-nya diambil ibunya karena tidak direstui dan alasan lainnya," ujarnya.

Pihak desa kemudian menolak proses pernikahan antara AD dan perempuan di desanya karena tidak jelasnya identitas AD. Diketahui pihak desa juga mengeluarkan surat terkait hal tersebut.

Adapun pihak desa juga menjelaskan mereka akan membantu bilamana identitas yang dimiliki jelas. AD menyebutkan siap membayar untuk dibantu, tetapi pihak desa menolak dengan tegas.

"Saya pasti bantu dan proses kalau identitasnya jelas. Bahkan, dia bilang siap bayar berapa pun kalau dibantu. Ya saya tidak mau, daripada nanti terjadi sesuatu di desa saya," kata Abdullah.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa penolakan tersebut tidak hanya untuk menghindari hal-hal yang berbahaya. Sebelumnya, desa tersebut pernah mengalami peristiwa serupa karena tidak jelasnya identitas seseorang.

"Karena pengalaman ada yang nikah dengan lelaki yang tidak jelas identitasnya. Ternyata si laki-lakinya itu pelaku tindak kriminal makanya saya ingin ada kejelasan identitasnya," tutur Abdullah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Identitas Mulai Terbongkar Usai Muncul Permasalahan

Pihak desa kemudian menjelaskan pernikahan AD ternyata tetap digelar beberapa hari setelahnya. Diketahui, AD dan perempuan di desanya telah menggelar sebuah resepsi di rumah mempelai perempuan.

Setelah pernikahan tersebut, mulai muncul permasalahan terkait biaya resepsi yang ternyata berasal dari pinjaman ke salah seorang warga. Sejak permasalahan tersebut mulai muncul kegaduhan. Pihak desa langsung menangani permasalahan tersebut.

"AD ini pinjam uang ke tetangga mempelai wanita, terjadilah kegaduhan. Saya langsung tangani saat itu," ujar Abdullah.

Beberapa warga desa juga langsung membawa AD ke kantor kecamatan untuk bisa memeriksa identitasnya. Selain itu, di kecamatan tersebut, identitas sudah bisa diakses secara online dan mulai diketahui jika AD bukan laki-laki melainkan perempuan asal Kalimantan.

"Kalau di kecamatan kan sudah aksesnya secara online, jadi bisa ketahuan. Setelah dicek atau diidentifikasi, ternyata AD ini bukan laki-laki, tetapi perempuan asal Kalimantan. Dia memalsukan statusnya sebagai perempuan demi bisa menikahi kekasihnya yang merupakan warga Desa Pakuon," kata Abdullah.

3 dari 3 halaman

Keluarga dan Mempelai Wanita Tidak Tahu

Abdullah menyampaikan bahwa banyak pihak yang tertipu dengan penyamaran dari AD. Beberapa di antaranya yang tertipu termasuk orangtua dan mempelai wanita.

"Semuanya tertipu dengan penyamaran dia," ujarnya.

Saat ini pemerintah desa setempat berharap warganya tidak kembali membahas pernikahan tersebut. Pasalnya pernikahan telah berakhir dan tidak berlanjut karena bukan pernikahan laki-laki dan perempuan.

"Untuk warga kami beri pengertian agar tidak lagi membahas soal ini. Karena pernikahan tersebut sudah berakhir, tidak berlanjut karena kan bukan antara lelaki sama perempuan tapi perempuan dengan perempuan," tutur Abdullah.

Pemerintah desa juga telah memberikan pembinaan serta pendampingan kepada keluarga dan mempelai wanita yang tertipu. Pembinaan tersebut dilakukan untuk memberikan semangat.

"Keluarganya juga sudah diberi pembinaan dan pendampingan agar tidak jadi patah semangat, tidak minder. Karena kan semuanya juga tertipu," ucap Abdullah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.