Sukses

78 Tahun Indonesia Merdeka, Ini Potret SMA Pinogu yang Memprihatinkan

Sekolah yang terletak di Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) ini, masih jauh dari kata mereka. Pasalnya, para siswa belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan yang hakiki.

Liputan6.com, Gorontalo - Tujuh puluh delapan tahun lalu, hari ini indonesia kembali merayakan kemerdekaan. Momentum kemerdekaan ini terjadi banyak perubahan, mulai aspek, politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan hukum.

Dalam momentum itu, Indonesia terus melakukan berbagai pembenahan diri dari krisis yang melanda berbagai sisi kehidupan masyarakat. Namun tidak dengan apa yang dirasakan oleh siswa dan siswa SMA Negeri 1 Pinogu.

Sekolah yang terletak di Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo ini, masih jauh dari kata mereka. Pasalnya, para siswa belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan yang hakiki.

Atap sekolah yang bocor, lantai yang rusak parah membuat para siswa tidak nyaman belajar. Saat hujan, para siswa harus memilih tempat yang tidak terkena tetesan hujan.

Keramik lantai yang rusak, memaksa siswa belajar dengan kondisi meja yang tidak rata. Bangku dan meja yang mereka duduki harus mencari posisi bagus agar para pelajar bisa menerima pelajaran dengan baik.

Tidak hanya itu, jaringan listrik tidak ada, membuat siswa tidak bisa belajar Informasi Teknologi (IT). Alhasil, beberapa alat elektronik milik sekolah, seperti komputer, hampir tidak bisa digunakan oleh mereka. Belum lagi, sarana dan prasarana olahraga, juga tidak ada.

"Kami terus belajar dengan apa yang ada. Meskipun dengan kondisi sekolah seperti ini, kami tekun belajar," kata salah satu siswa SMA Pinogu yang namanya tidak mau disebutkan.

Menurutnya, sekolah SMA Pinogu merupakan satu-satunya sekolah menengah atas di kecamatan terpencil itu. Itulah mengapa, siswa tidak punya pilihan lain jika ingin memilih sekolah yang lebih layak.

"Hanya ini sekolah satu-satunya, kalaupun memilih sekolah lain, harus turun dengan menempuh jalur yang tidak mudah. Kurang lebih 50 kilometer melalui hutan untuk bisa ke sekolah lain," katanya.

"Kami hanya berharap, sekolah kami bisa diperbaiki seperti sekolah pada umumnya," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Pinogu, Yakop Muhamad membenarkan kondisi sekolah tersebut. Ia mengaku, jika kondisi sekolah itu sudah bocor sejak 2 tahun lalu.

"Dua tahun lalu sudah bocor, kita sudah coba perbaiki dengan menyisipkan atap bekas, tetapi bocor lagi," kata Yakop.

"Insyaallah tahun depan akan dilakukan perbaikan," tegasnya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sulit Dijangkau

Untuk datang ke Pinogu, terdapat dua alternatif transportasi ke daerah itu. Berjalan kaki atau menyewa jasa ojek sepeda motor yang sudah dimodifikasi khusus. Sementara kendaraan roda empat sama sekali tak bisa melintas.

Jika ingin berjalan kaki ke Pinogu, dibutuhkan waktu selama 8 jam dengan melintasi belantara hutan. Waktu tempuh bisa lebih lama jika pejalan kaki banyak beristirahat selama perjalanan.

Sementara untuk naik ojek, transportasi alternatif satu-satunya bila ingin tiba lebih cepat ke Pinogu. Namun, tarif sewa ojek tersebut terbilang cukup mahal.

Sulitnya medan yang harus ditempuh membuat ongkos ojek mencapai Rp700 ribu hingga Rp800 ribu untuk biaya pulang pergi. Tentu kondisi ini sudah dirasakan warga Kecamatan Pinogu selama puluhan tahun.

"25 tahun pasca reformasi, masyarakat pinogu hingga kini belum merasakan kemerdekaan yang sebenarnya. Dulu, para pejuang melawan penjajah, saat ini masyarakat Pinogu berjuang melawan kerasnya hidup," kata Yuriko Kamaru, tokoh masyarakat Bonebol.

Tidak hanya itu, jika ada warga Kecamatan Pinogu yang dirujuk ke rumah sakit, pasien tersebut tidak menggunakan mobil ambulans seperti pasien pada umumnya. Namun pasien tersebut harus dibawa menggunakan tandu dengan berjalan kaki sejauh 50 kilometer menuju Kecamatan Suwawa Timur.

"Nanti di situ, barulah pasien tersebut bisa menaiki mobil ambulans menuju rumah sakit. Paling sulit adalah pasien ibu yang akan melahirkan dan harus butuh penanganan operasi," ujarnya.

"Saya punya kesimpulan jika Pinogu tidak bisa hanya dipandang dari sisi politik, akan tetapi harus dilihat dari sisi keadilan sosial. Siapapun dia, wajib menyuarakan keluh kesah Pinogu," tegasnya.

Pinogu merupakan sebuah kecamatan terluas di Kabupaten Bonebol. Kecamatan ini merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Suwawa. Pada masa silam di Kecamatan Pinogu berdiri Kesultanan Suwawa pada 500 tahun yang lalu.

Selain dikenal dengan tanah leluhur, Pinogu juga terkenal dengan kopi pinogu yang khas. Selain komoditi kopi yang berlimpah, komoditi lain seperti beras dan jagung organik juga dihasilkan dari kawasan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.