Sukses

Pupuk Indonesia Tegaskan Tumpukan di Gudang Sergai Stok 2 hingga 3 Minggu ke Depan

VP Penjualan Wilayah 1 PT Pupuk Indonesia, Wawan Arjuna, menegaskan tumpukan pupuk yang berada dalam gudang di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut), adalah stok untuk kebutuhan beberapa minggu ke depan.

Liputan6.com, Medan VP Penjualan Wilayah 1 PT Pupuk Indonesia, Wawan Arjuna, menegaskan tumpukan pupuk yang berada dalam gudang di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut), adalah stok untuk kebutuhan beberapa minggu ke depan.

Hal itu dikatakan Wawan saat bersilaturahmi dengan Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Sumut, Rabu (31/5/2023). Dalam pertemuan di Kantor Ombudsman Sumut, Jalan Sei Besitang, Medan, Wawan mengapreasiasi kunjungan Ombudsman ke gudang pupuk di Sergai beberapa hari lalu.

Ombudsman Sumut melakukan kunjungan ke gudang pupuk di Sergai setelah menerima keluhan petani terkait sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Saat itu, Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, ratusan ton pupuk tersebut seharusnya tidak disimpan, mengingat petani sangat membutuhkan.

Pada pertemuan kali ini, Wawan mengklarifikasi bahwa Pupuk Indonesia menyediakan pupuk sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Artinya, pupuk yang tersedia di gudang tersebut untuk kebutuhan sekitar 2 hingga 3 minggu ke depan.

"Kalau untuk pupuk yang disubsidi saat ini Urea dan NPK. Posisi sekarang, selain pupuknya cuma dua jenis, komoditinya juga dibatasi. Kalau dulu banyak," ujarnya.

Diterangkan Wawan, di Sumut alokasi pupuk bersubsidi untuk 2023 sebanyak 214.617 ton Urea, dan NPK 144.779 ton. Sedangkan khusus untuk kakao ada 4.016 ton pupuk NPK. Terkait temuan Ombudsman, Wawan menegaskan bukan pupuk yang ditimbun, tetapi stok pupuk NPK untuk kebutuhan di Sergai.

"Untuk pupuk urea, gudang stok ada di Belawan, Medan. Sebenarnya, gudang ini tidak tersebar di seluruh kabupaten. Namun atas perhitungan kami, gudang yang ada sudah cukup men-cover di Sumut," terangnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sistem e-Alokasi

Disinggung petani kesulitan mendapat pupuk, Wawan mengatakan semua petani yang menerima pupuk harus masuk di sistem e-Alokasi. Kalau tidak terdaftar, tidak bisa mendapat pupuk subsidi. Total, sekitar 30-40 persen sudah menebus pupuk bersubsidi dari alokasi setahun ini.

"Jadi, capaian realisasi penyaluran hingga Mei 2023 sudah sesuai target," ujarnya.

Disebutkan Wawan, saat ini ada 8 distributor pupuk bersubsidi di Sergai. Masing-masing distributor memiliki wilayah distribusi. Pupuk Indonesia secara tegas menyampaikan kepada distributor untuk menyediakan pupuk.

"Tujuannya untuk dapat memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan petani. Jadi, kecurigaan tentang pupuk bersubsidi diselewengkan adalah tuduhan yang tidak berdasar," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Antisipasi Tudingan Serupa

Disampaikan Wawan, untuk mengantisipasi tudingan serupa di masa yang akan datang, Pupuk Indonesia akan melakukan pertemuan lanjutan. Secara internal, pihaknya rutin melakukan imbauan, dan petugas di lapangan akan melakukan pengecekan.

Wawan juga menegaskan, saat ini Pupuk Indonesia selalu ada stok. Distributor bisa melakukan penebusan 7 kali 24 jam. Operasional gudang dari Senin hingga Jumat pada jam kerja, sedangkan Sabtu setengah hari.

Jika petani menemukan kelangkaan pupuk, bisa melakukan pengaduan langsung. Pupuk Indonesia memiliki layanan pelanggan yang bisa diakses seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 08001008001 atau WhatsApp di nomor 08119918001.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini