Sukses

Misteri Tempat Pesugihan Angker Pulau Seprapat Juwana

Selain pesugihan, pulau ini juga memiliki cerita dan mitos lain yang berkembang di masyarakat.

Liputan6.com, Pati - Pulau Seprapat adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Tempat ini memiliki suasana yang sejuk karena banyak dihiasi pohon tinggi dan rimbun sejenis pohon bakau.

Namun, konon pulau ini dikenal angker dan menyimpan misteri di dalamnya. Mengutip dari berbagai sumber, di pulau ini terdapat makam Datuk Ladang berbentuk musala yang dihuni kera jadi-jadian atau siluman.

Kera-kera tersebut adalah manusia yang pernah melakukan perjanjian pesugihan di pulau ini yang kemudian mati dan tinggal di sana. Meski secara jasad mereka telah mati, tetapi arwah mereka hidup di dimensi lain dan menjadi budak pemberi kekayaan.

Cerita tentang Pulau Seprapat dan pesugihan memang menjadi suatu cerita yang banyak dikenal. Sebagian orang meyakini ritual pesugihan di Pulau Seprapat bisa benar-benar terkabul.

Selain pesugihan, pulau ini juga memiliki cerita dan mitos lain yang berkembang di masyarakat. Pada zaman Majapahit, seorang petapa pernah hidup di pulau tersebut.

Ia mendapatkan pusaka ampuh yang berkhasiat menyembuhkan atau mengembalikan sesuatu yang terpotong atau terbelah. Ia pun mencobanya pada ular yang dipotong dan saat mencoba untuk menyambungnya kembali ternyata berhasil.

Ia kemudian mencoba pusaka tersebut kepada sang adik dengan cara memotong kepalanya. Sayangnya, saat akan menyambung, kepala sang adik hilang.

Karena merasa sedih dengan nasib adiknya, ia kemudian menyambung tubuh adiknya dengan kepala kera. Pada masa itu, memang sudah banyak kera yang ditemukan di daerah tersebut.

Akhirnya, adiknya pun bisa hidup kembali tetapi dengan kepala kera. Dari kisah ini pula Pulau Seprapat juga terkenal dengan julukan pesugihan kera.

Terlepas dari kisahnya, pulau ini sebenarnya memiliki pemandangan yang sangat indah. Suasana yang sejuk dengan pepohonan rindang, menjadikan tempat ini juga cocok dijadikan destinasi wisata.

Mengutip dari tic.patikab.go.id, nama 'seprapat' disematkan karena konon Dampo Awang meninggalkan seperempat hartanya di pulau ini. Dahulu, konon pulau ini terletak di tengah alur Sungai Kali Juwana atau Sungai Silugonggo, tetapi kini pulau ini tampak menyatu dengan daratan di sebelah barat bantaran Sungai Juwana.

Hal ini bisa saja terjadi karena erosi atau pengikisan tanah oleh arus sungai. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penyempitan sungai yang membuat Pulau Seprapat bersatu dengan daratan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.