Sukses

Kenali Gejala dan Ciri-Ciri Sindrom Ratu Lebah di Dunia Kerja

Sindrom Ratu Lebah adalah wanita yang merasa berhasil dalam kariernya, tapi menolak untuk membantu wanita lain meraih kesuksesan yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Sindrom Ratu Lebah atau Queen Bee Syndrome merupakan kondisi di mana seorang wanita memiliki jabatan tinggi, tapi kerap kali mempersulit karier karyawan, khususnya pekerja perempuan.

Defisini lain dari Sindrom Ratu Lebah adalah wanita yang merasa berhasil dalam kariernya, tapi menolak untuk membantu wanita lain meraih hal yang sama.

Dirangkum dari berbagai sumber, fenomena tersebut disinyalir kerap terjadi di dunia kerja. Di tengah ramainya pemberitaan media sosial terkait karyawan perusahaan di Cikarang diminta untuk tinggal bersama demi perpanjang kontrak.

Sindrome tersebut pernah digambarkan dalam sebuah Film The Devil Wears Prada yang diperankan oleh Meryl Streep sebagai bos wanita di sebuah perusahaan. 

Film tersebut menceritakan tentang seorang bos wanita yang selalu menuntut, menekan, tidak pernah puas dan selalu sempurna dari para bawahan khususnya wanita. Namun, si Bos ini tidak pernah mengapresiasi kerja keras mereka. 

Queen Bee Syndrome sendiri mengacu pada otoritas atau kekuasaan seorang atasan wanita yang menekan dan memperlakukan bawahan wanitanya lebih keras dan lebih buruk daripada bawahan pria. Fenomena Queen Bee Syndrome ini sering terjadi dalam dunia kerja. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ciri-Ciri

Berikut beberapa tanda dari seorang yang menyandang sindrom ratu lebah dirangkum dari berbagai sumber: 

Cara Memimpin

Tanda dari seorang pemimpin perempuan yang menyndang sindrom ini adalah acara memimpinnya yang lekat dengan ciri khas perilaku maskulin. Sebaliknya, seorang atasan dengan sindrom ini lebih sering menindas rekan kerja wanita lainya dengan kejam, agresif, bossy atau suka memerintah, sombong dan kasar.

Ada Jarak

Seorang yang menyandang sindrom ratu lebah ini biasanya selalu menjaga jarak antara dirinya dengan rekan kerja wanita. Mereka cenderung memandang bahwa dirinya tidak sama dengan wanita lainnya. 

Mereka kerap menunjukkan bahwa dia tidak termasuk dalam kelompk yang sama dengan mereka. Queen Bee akan lebih senang jika mereka bekerja dengan rekan laki-laki dan menganggap bawahan wanita tidak bisa berdedikasi lebih dibandingkan dengan dirinya. 

Meskipun demikian, sikap ini hanya akan ditunjukkan kepada bawahan wanita, bukan atasan wanita.

Legitimasi Gender

Saat ini hampir semua perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama kepada karyawannya untuk memimpin tanpa memandang gender. Namun, tidak dengan pemimpin queen bee.

Seharusnya, pemimpin wanita dapat menginspirasi dan mendorong kemajuan bagi rekan kerja wanita. Tetapi, queen bee biasanya cenderung menentang kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja.

Mereka akan menekankan bahwa kesuksesan yang diraihnya karena kerja keras dan kualitas yang dimilikinya. 

Sementara kebijakan yang berpihak pada wanita akan membuat pemimpin queen bee merasa prestasinya telah dikecilkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini