Sukses

Bangkrut, Ini Profil Silicon Valley Bank yang Jadi Andalan Startup

Kabar mengejutkan datang dari dunia perbankan di Amerika Serikat karena salah satu bank yang menjadi andalan para startup mengalami kebangkrutan. Bank tersebut adalah Silicon Valley Bank (SVB) yang saat ini dikabarkan bangkrut.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari dunia perbankan di Amerika Serikat. Salah satu bank yang menjadi andalan para startup, Silicon Valley Bank (SVB) dikabarkan mengalami kebangkrutan.

Informasi tersebut dibagikan Nytimes di mana perusahaan perbankan ini mengalami krisis pada Jumat (11/3/2023). Sehingga terjadi kebangkrutan yang dialami SVB dan salah satunya karena krisis modal.

Dikutip dari CNBC, penutupan Silicon Valley Bank merupakan kegagalan bank terbesar di Amerika Serikat (AS) sejak krisis keuangan global lebih dari satu dekade lalu. Runtuhnya SVB, pemain kunci dalam komunitas teknologi dan modal ventura membuat perusahaan dan individu kaya tidak yakin apa yang akan terjadi dengan uangnya.

Berdasarkan siaran pers dari regulator, the California Department of Financial Protection and Innovation menutup SVB dan menyebutkan FDIC sebagai penerima. FDIC pada gilirannya telah menciptakan the Deposit Insurance National Bank of Santa Clara, yang sekarang memegang simpanan yang diasuransikan Silicon Valley Bank.

Dalam pengumumkan FDIC mengatakan, deposan yang diasuransikan akan memiliki akses ke simpanan paling lambat Senin pagi, 13 Maret 2023. Kantor cabang SVB juga akan dibuka kembali pada saat itu, di bawah kendali regulator. Berdasarkan siaran pers, pemeriksaan SVB akan terus dilakukan.

Asuransi standar FDIC mencakup hingga USD 250.000 per deposan, per bank untuk setiap kategori kepemilikan akun. FDIC mengatakan deposan yang tidak diasuransikan akan mendapatkan sertifikat penerima untuk saldo mereka.

Regulator menyatakan akan membayar dividen lanjutan kepada deposan yang tidak diasuransikan pada pekan depan dengan potensi pembayaran dividen tambahan karena regulator menjualan aset SVB.

Apakah deposan dengan lebih dari USD 250.000 pada akhirnya mendapatkan semua uang mereka kembali akan ditentukan oleh jumlah uang yang didapat regulator saat menjual aset Silicon Valley atau jika bank lain mengambil alih kepemilikan aset yang tersisa.

Ada kekhawatiran dalam komunitas teknologi hingga proses itu terungkap, beberapa perusahaan mungkin mengalami masalah dalam membuat daftar gaji.

Bank SVB ini dikenal sebagai perusahaan yang berspesialisasi untuk pembiayaan banyak perusahaan rintisan atau startup. Serta sebelumnya mempunyai status sebagai bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Profil Silicon Valley Bank

Silicon Valley Bank atau SVB adalah sebuah bank yang berdiri sejak 1983. Bank ini pertama kali digagas oleh Bob Mederis dan Bill Biggerstaff.

Pada awalnya, keduanya mencari cara dalam melayani komunitas seperti perusahaan rintisan di bidang teknologi. Saat itu perusahaan-perusahaan rintisan tidak mempunyai akses terutama dalam pembiayaan utang dan juga layanan perbankan.

Alhasil, CEO pertama dari bank ini Roger Smith bersama Bob dan Bill akhirnya membuka kantor pertama mereka di North First Street di San Jose, California, AS.

Pertama kali aset yang mereka miliki adalah sekitar US$18 juta. Kemudian perusahaan ini pun melayani pasar yang diabaikan oleh industri jasa keuangan lainnya. Di mana mereka pun saat itu harus memperlihatkan aset dan laba agar bisa dianggap layak untuk mengajukan kredit.

Alhasil dari hal tersebut SVB dapat berkembang dan dapat membuka beberapa kantor lainnya di beberapa daerah Amerika Serikat. Melansir dari situs resminya, perusahaan ini berhasil membuka sebanyak 15 kantor baru sejak 1996 dan mempunyai 29 kantor internasional di beberapa negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.