Sukses

Sumur-Sumur Resapan Mencegah Banjir di Bali

Kabupaten Badung mulai membangun sumur-sumur resapan sebagai salah satu cara menyelamatkan lingkungan khususnya dari kebanjiran di wilayahnya.

Liputan6.com, Badung - Ada tiga masalah serius di Bali terkait lingkungan. Ketiganya adalah penurunan muka air tanah disusul intrusi air laut ke lapisan akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air), polusi air permukaan, dan dampak perubahan tata guna lahan juga semakin dirasakan.

Akibatnya, dalam waktu musim kemarau banyak wilayah di Bali mengalami kekeringan, dan juga sebaliknya ketika musim penghujan ada beberapa wilayah mengalami kebanjiran. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun sumur resapan.

Pada 2022 lalu, JANMA organisasi nirlaba berdomisili di Bali menerima bantuan dari The Coca-Cola Foundation (TCCF) sebesar 141.411 dolar Amerika untuk melaksanakan program 'Menabung Air Hujan Melalui Sumur Resapan untuk Konservasi Air di Badung, Bali'.

Dalam kurun waktu satu tahun sudah dibangun sebanyak 425 unit sumur resapan di Desa Sembung, Desa Kuwum dan Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, serta Desa Getasan, Kecamatan Petang, semua wilayah tersebut berada di Kabupaten Badung.

Sumur resapan dimaksudkan menjadi solusi sebagai tempat resapan air hujan, sekaligus menjadi sumber ketersediaan, bahkan bisa mengurangi terjadinya banjir lokal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sumur Resapan Pertama Dibangun di Bali

Koordinator Program JANMA I Gde Suarja menyebut program pertama kali dilakukan oleh JANMA, membuat sumur resapan secara masif untuk konservasi air tanah dengan menabung air hujan di sumur resapan.

"Pembuatan sumur resapan yang masif merupakan yang pertama kali di wilayah Bali dan kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari masyarakat untuk membangun sumur resapan di lahan-lahan mereka," katanya, Senin (20/2/2023).

Ia menjelaskan sumur resapan yang dibangun sumur resapan akan menampung air hujan dari sekitarnya untuk diresapkan ke dalam tanah.

"Air hujan tidak mengalir ke jalan, selokan ataupun halaman tetangga yang membangun sumur-sumur resapan di lahan mereka. Kami berharap semakin banyak yang mmebuat ini," ujar dia.

Sementara itu, Nyoman Dina Astawa, warga Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung mengatakan selama musim hujan yang terjadi belakangan ini  rumahnya tidak mengalami banjir dan air hujan dari rumahnya juga tidak mengalir ke lahan rumah di samping-sampingnya.

"Pekarangan rumah kami sudah tidak banjir. Air hujan yang berasal dari rumah kita dan aliran dari tetangga tertampung di sumur resapan. Sebelum ada sumur resapan, tiap musim hujan di pekarangan kami seperti kolam dan bahkan kadang air masuk ke dalam rumah," katanya. 

Di sisi lain, Kepala Desa Getasan, Kecamatan Petang Wayan Suandi menyampaikan pembangunan sumur resapan ini sangat sesuai dengan kondisi wilayah desanya yang juga sering mengalami genangan air, bahkan terkadang banjir ketika musim penghujan tiba.

"Dengan adanya sumur resapan bagi warga Desa Getasan, kedepannya, diharapkan dapat mengurangi terjadinya genangan air di halaman rumah warga. Selain itu mengurangi pembuangan air ke selokan, karena air hujan sudah bisa dialirkan ke dalam sumur resapan," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini