Sukses

Edukasi Pilah Sampah Sembari Bertukar Budaya

Pertumbuhan jumlah sampah dua kali lipat.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan GDP 5,3 persen pada 2022 lalu, jumlah sampah yang dihasilkan pun mencapai lebih dari 70 juta ton per tahun 2022, dengan pertumbuhan sebesar 103 persen dibanding tahun sebelumnya.

Setiap harinya terdapat sekitar 1000 truk yang mengirim sampah ke TPST terbesar di Indonesia yaitu Bantargebang, yang dikabarkan tinggi sampahnya sudah mencapai 40 meter atau setara dengan gedung 16 lantai.

Apabila hal ini terus dibiarkan, maka kapasitas penampungan sampah akan semakin berkurang. Hal ini salah satunya disebabkan karena banyaknya sampah yang dikumpulkan dari berbagai daerah yang langsung diproses di tempat pembuangan sampah tanpa dipilah terlebih dahulu.

Untuk berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah di Indonesia, pertama-tama harus dimulai dari membiasakan pemilahan sampah. PT Uni-Charm Indonesia Tbk memulai kegiatan edukasi pemilahan sampah di SD di Jakarta dan Karawang pada 2022 dengan menggunakan salah satu karakter yang ada di PT Uni-Charm Indonesia Tbk yaitu Pokojang sebagai ambassador.

Pelaksanaan ketiga dilakukan terhadap siswa-siswi SMAN 18 Jakarta yang merupakan sekolah rekanan Japanese Partners dari Japan Foundation yang bergerak di bidang penyebaran dan pertukaran budaya Jepang. Japanese Partners adalah sebuah instansi yang memberikan bantuan di dalam proses belajar mengajar bagi pengajar dan murid Bahasa Jepang di SMP maupun SMA di berbagai negara di Asia.

Kegiatan edukasi pemilahan sampah kali ini diikuti oleh 40 siswa dari kelas 1 dan 2 yang tergabung dalam Japanese Club SMAN 18 Jakarta. Konten pembelajarannya meliputi penjelasan tentang SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai landasan untuk mendukung penetrasinya di Indonesia, pemahaman dasar tentang aktivitas 3R (reduce, reuse, recycle), pengenalan sampah yang dapat dijadikan kompos, serta pentingnya memilah sampah berdasarkan jenisnya, yakni organic dan anorganic menggunakan materi dan video.

Selain itu, sebagai tambahan dari konten edukasi yang dilakukan terhadap siswa SD di Jakarta dan Karawang sebelumnya, pengajar dari Japanese Partners dan guru SMAN 18 Jakarta mengajarkan tentang istilah Bahasa Jepang yang muncul di dalam materi edukasi pemilahan sampah. Lalu, para siswa juga diajarkan tentang pola kalimat Bahasa Jepang untuk membuat poster dengan tema “menjaga lingkungan”.

“Kami merasa senang dapat menjalankan program edukasi bersama PT Uni-Charm Indonesia Tbk yang proaktif di dalam upaya penyelesaian masalah lingkungan. Melalui pembelajaran ini, diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan bahasa serta memperkenalkan budaya Jepang saja, tetapi juga memberikan kesadaran akan permasalahan lingkungan kepada para siswa, agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik,” kata Direktur Japan Foundation Mr. Takahashi Yuichi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Target Pembangunan Berkelanjutan

Presiden Direktur Yuji Ishii mengatakan sebagai produsen produk kebutuhan sehari-hari, pihaknya secara proaktif terlibat dalam upaya penghematan energi, konservasi energi, pengurangan sampah dan berbagai masalah sosial lainnya.

Hal ini dilandasi oleh adanya rasa tanggung jawab untuk secara serius berkontribusi melalui berbagai kegiatan perusahaan yang sejalan dengan corporate slogan yaitu “Ethical Living for SDGs”, demi merealisasikan SDGs yang menjadi tujuan (purpose) dari perusahaan.

“Melanjutkan edukasi pemilahan sampah yang kami lakukan mulai tahun 2022 lalu, kali ini kami berkesempatan untuk bekerjasama dengan Japan Foundation untuk melakukan kegiatan dengan style berbeda, yakni edukasi pemilahan sampah yang dibarengi dengan pertukaran budaya,” katanya.

Dari 17 target SDGs (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan, melalui kegiatan ini perusahaan berupaya untuk berkontribusi pada target nomor 4 yakni pendidikan yang berkualitas. Juga dengan salah satu elemen slogan perusahaan Ethical Living for SDGs yaitu “memberikan pengetahuan yang benar”.

“Ke depannya pun kami akan terus berusaha untuk memecahkan masalah konservasi lingkungan dan sosial, serta berkontribusi pada perwujudan SDGs,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.