Sukses

Burayot hingga Ceprus, Makanan Khas Garut yang Wajib Dicoba Selain Dodol

Makanan khas tersebut tentunya bisa dijadikan buah tangan atau oleh-oleh khas yang unik bagi siapa pun yang berkunjung ke daerah

Liputan6.com, Jakarta - Setiap daerah pasti mempunyai suatu makanan khas yang menjadi ciri atau berbahan baku dari kekayaan alam yang dimilikinya.

Selain itu, makanan khas tersebut tentunya bisa dijadikan buah tangan atau oleh-oleh khas yang unik bagi siapa pun yang berkunjung ke daerah tersebut. Salah satunya Kabupaten Garut Jawa Barat.

Tidak dipungkiri siapa pun yang datang ke suatu wilayah pasti ingin membeli oleh-oleh, baik untuk dinikmati sendiri atau untuk diberikan kepada kerabat dan teman.

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian selatan dan berdekatan dengan Kota Bandung. Terdapat banyak wisata alam yang terkenal di Garut, mulai dari pegunungan, air terjun, kawah, dan pemandian air panas.

Tidak hanya wisatanya, banyak ragam olahan kuliner di Garut. Selain dodol, ada banyak makanan lezat lainnya yang khas dari Kota Garut ini.

Berikut makanan khas Garut yang menarik untuk kamu coba:

Burayot

Burayot merupakan salah satu makanan legendaris yang sudah ada sejak zaman dulu. Burayot menjadi makanan tradisional khas Sunda yang berasal dari Garut.

Makanan tradisional ini dapat ditemukan di beberapa kecamatan di Garut, seperti Leles, Kadungora, dan Wanaraja. Kata "burayot" sendiri diambil dari bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia artinya "bergelantungan".

Awal mula Burayot ini hampir sama dengan seblak yang merupakan buah dari ketidaksengajaan. Penemu dari Burayot, Abah Onon yang dibantu sang istri berusaha meracik makanan ringan yang mudah selain cemprus yang dianggap cukup ribet.

Abah Onon dan Istri Bi Acih mulai mencampurkan tepung beras dan gula merah, membentuknya menjadi bulatan yang menggelembung lalu digoreng hingga matang. Waktu itu prosesnya belum diburayotkan, alias belum digantung.

Kehadiran burayot kemudian menjadi camilan yang biasa disajikan ketika kumpul keluarga atau pun acara tertentu, dan konon makanan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ladu

Tekstur yang kasar, tetapi legit ketika digigit, membuat kudapan satu ini memiliki rasa dan sensasi yang unik. Masyarakat Garut menyebutnya ladu, kudapan tradisional khas Kecamatan Malangbong, Garut.

Ladu ketan adalah makanan khas Malangbong, Garut pada awalnya dibuat seorang ibu rumah tangga yang terampil membuat berbagai jenis cemilan. Ladu dibuat sebagai kudapan untuk para tamu yang datang ke rumah, terkhusus orang-orang terhormat seperti pejabat di Malangbong, Garut.

Masyarakat mulai memperkenalkan ladu sejak tahun 1930-an. Karena popularitasnya, saat ini sudah banyak yang mengomersilkan Ladu Garut. Sehingga, banyak pabrik yang memproduksi ladu dengan mudah kita lihat di Malangbog, tempat asal makanan ini tercipta.

Bahan untuk membuat ladu sendiri terdiri dari beras ketan, kelapa, dan gula merah. Sebuah perpaduan yang tidak akan pernah mengecewakan lidah.

Meski terlihat cukup sederhna, tapi ladu selalu hadir disetiap hajatan, seperti pernikahan atau khitanan, bagi masyarakat Garut, ladu adalah menu wajib yang tidak bisa terlewatkan.

Ceprus

Bagi masyarakat Sunda sendiri, singkong selalu menjadi bahan baku andalan yang bisa mereka sulap menjadi berbagai macam olahan makanan yang rasanya tidak pernah mengecewakan.

Dari sekian banyak olahan singkong, ceprus menjadi makanan khas kabupaten Garut yang cukup populer. Makanan ini adalah singkong bakar yang dicelupkan pada gula merah yang dipanaskan (kinca).

Di daerah asalnya di Garut Selatan, Ceprus diolah secara unik oleh masyarakat setempat. Singkong yang telah dibersihkan terlebih dahulu dibakar lalu dipotong-potong membentuk dadu.

Sebelum dimakan, potongan dadu singkong bakar hangat itu dicelupkan ke dalam gula merah cair yang telah dipanaskan. Cara mengonsumsi seperti itu hampir mirip dengan colenak, makanan khas Bandung berbahan tape.

Namun bedanya, ceprus langsung menggunakan singkong yang menjadi bahan baku utama tapai. Di Garut selatan, Ceprus juga bukan hanya dianggap cemilan biasa, tapi digunakan untuk acara besar seperti pernikahan dan khitanan.

 

Penulis: Nila Amalia Putri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.