Sukses

Pathol, Olahraga Tradisional Sejak Era Majapahit yang Mirip Sumo Jepang

Sekilas, pathol mirip seperti sumo atau gulat.

Liputan6.com, Semarang - Pathol merupakan salah satu jenis olahraga tradisional masyarakat pesisir pantai Utara Pulau Jawa. Disebut-sebut olahraga ini sudah berkembang sejak masa kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Sekilas, pathol mirip seperti sumo atau gulat. Pathol memiliki kesamaan dengan sumo.

Letak perbedaannya adalah dalam olahraga pathol orang yang tidak memiliki tubuh tambun boleh terjun di arena pertarungan untuk melawan orang lain yang memiliki perawakan sepadan. Pemain Pathol harus bertelanjang dada dan di pinggang masing-masing dililitkan kain sarung atau tali "dadhung" untuk tempat pegangan lawan.

Tidak ada matras dalam olahraga Pathol. Arena pertandingan dilakukan di tempat terbuka.

Dalam olahraga Pathol, dua orang pria saling berhadapan untuk bertarung, berusaha saling mengunci lawan. Sampai salah satu di antara mereka benar-benar terkunci dan menyerah atau dinyatakan kalah.

Arena Pathol berupa pasir dan sering dimainkan di pantai. Dalam olahraga pathol selain ada pemain juga ada panjak (pengrawit) untuk mengiringi para pemain pathol.

Minimal dibutuhkan lima orang pengrawit yang memainkan kendang, kempul (gong kecil), lenong, bonang dan saron. Dikutip dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, pathol dalam bahasa Sansekerta berarti orang tak terkalahkan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Olahraga Tradisional

Olahraga tradisional khas nusantara ini lahir pada era kerajaan Majapahit saat Pangeran Sri Sawardana adik penguaa Lasem Bhree Lasem (Dewi Hindu) berniat membentuk prajurit angkatan laut untuk mengamankan pelabuhan di Tuban, Jawa Timur.

Para "calon prajurit" kemudian diadu untuk mencari siapa yang paling kuat melalui pertandingan semacam gulat. Pemain Pathol dilarang memukul, menendang atau menyikut.

Mereka saling memegang udhet atau kain sepanjang 1,5 meter milik lawan yang diikat di masing-masing perut pemain. Mereka kemudian berusaha saling membanting lawannya.

Pemenang dari olahraga Pathol ini adalah orang yang berhasil menelentangkan lawan hingga punggungnya menempel di pasir/arena pertarungan. Dalam olahraga Pathol sangat menjunjung tinggi sportivitas.

Sportivitas dalam olahraga sangatlah penting. Sebab sportivitaslah yang akan menentukan juara sejati.

Rasa sportivitas harus ditanamkan sejak dini. Dengan penanaman sportivitas sejak dini, anak-anak akan belajar bagaimana menerima kekalahan tanpa ada rasa dendam terhadap lawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.