Sukses

Mengungkap Praktik Amputasi Tertua di Pulau Borneo

Dunia dikejutkan oleh penelitian tengkorak manusia di pulau Kalimantan yang berumur sekitar 31.000 tahun. Dalam penelitian tersebut menunjukkan, anak muda di Pulau Borneo kala itu telah menjalani operasi amputasi kaki kiri mereka, jauh sebelum pengetahuan medis di negara maju berkembang.

Liputan6.com, Kalimantan Timur Dunia dikejutkan oleh penelitian tengkorak manusia di pulau Kalimantan yang berumur sekitar 31.000 tahun. Dalam penelitian tersebut menujukkan, anak muda di Pulau Borneo kala itu telah menjalani operasi amputasi kaki kiri mereka, jauh sebelum pengetahuan medis di negara maju berkembang.

Dengan demikian, temuan di Gua Liang Tebo Kalimantan Timur tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan medis di pulau yang berjuluk seribu sungai ini kala itu sudah maju. Serta menghapus pendapat sebelumnya yang menyatakan praktik amputasi tertua dilakukan di Prancis oleh petani pada 7.000 tahun silam.

Penelitian tersebut terangkum dalam Jurnal Nature berjudul "Surgical amputation of a limb 31,000 years ago in Borneo," yang diterbitkan pada Rabu (7/9/2022).

"Temuan baru di Borneo menunjukkan bahwa manusia sudah memiliki kemampuan untuk berhasil mengamputasi anggota tubuh yang sakit atau rusak jauh sebelum kita mulai bertani dan tinggal di pemukiman permanen," tulis arkeolog Maxime Aubert dari Griffith University.

Para peneliti terkagum, mengenai keterampilan melakukan tindakan medis pada puluhan ribu tahun silam kala itu. Terlebih ketika itu anestesi dan antibiotik belum ditemukan dan hanya menggunakan peralatan batu yang sangat sederhana.

Meskipun kasus tersebut langka, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pengetahuan manusia di Kalimantan kala itu, sudah dapat memanfaatkan tumbuhan untuk mencegah infeksi.

"Satu kemungkinan adalah bahwa tingkat infeksi yang cepat di daerah tropis yang panas dan lembab mendorong para pemburu awal di wilayah ini untuk memanfaatkan 'farmasi alami' tanaman obat di hutan hujan, yang mengarah pada perkembangan awal dalam penggunaan sumber daya botani untuk anestesi, antiseptik, dan perawatan penyembuhan luka lainnya," Ella Dilkes-Hall dari University of Western Australia mengkhiri.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.