Sukses

Banyak Tanya yang Itu-Itu Saja, Lahirlah Nama Makanan Unik dari Yogyakarta

Nama tersebut tercetus begitu saja karena pada saat itu banyak orang bertanya tentang makanan unik tersebut.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kipo adalah kue tradisional khas Kotagede Yogyakarta yang terbuat dari tepung ketan dan diisi unti kelapa. Jajanan ini merupakan salah satu makanan tradisional asli yang tidak terkontaminasi budaya kuliner asing.

Nama kipo sebetulnya adalah akronim dari pertanyaan 'iki opo?' (ini apa?). Nama tersebut tercetus begitu saja karena pada saat itu banyak orang bertanya tentang makanan unik tersebut.

Kipo di Yogyakarta terbuat dari bahan sederhana, di antaranya tepung beras ketan, kelapa parut, dan gula Jawa. Untuk pewarna, biasanya memakai daun katu atau daun suji.

Penggunaan gula jawa pada kipo membuat cita rasa kipo menjadi legit. Cara memasaknya juga cukup tradisional, yakni dengan dipanggang menggunakan tembikar.

Tembikar adalah penghantar panas yang baik, sehingga aman jika dipanaskan terus-menerus. Selain masih memakai cobek tembikar, kipo juga dipanggang dengan beralaskan daun pisang.

Penggunaan daun pisang dapat memengaruhi aroma serta membuat adonan menjadi tidak lengket di tembikar. Namun, sebelumnya daun pisangnya harus diolesi dengan minyak terlebih dahulu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses Memasak Unti

Sementara itu, proses memasak unti kelapanya cukup sulit karena harus terus diaduk. Saat mendekati matang, unti kelapa menjadi lebih berat karena sudah lengket, sementara unti kelapa tersebut harus dimasak sampai benar-benar kalis dan tidak mengandung air supaya awet. 

Kipo memiliki masa kedaluwarsa 24 jam, jadi kurang cocok jika dijadikan oleh-oleh. Meski demikian, sebetulnya kipo tidak basi, hanya saja tekstur kulitnya menjadi keras.

Sedangkan, untuk isian atau unti kelapanya bisa bertahan hingga empat hari. Jadi, tidak perlu khawatir rasanya akan berubah. 

Pembuat kipo pertama adalah Mbah Mangun Irono. Kala itu, sekitar tahun 1946, Mbah Mangun berjualan di depan rumah dengan dibantu oleh anaknya, Djito Suharjo.

Nama Djito Suharjo itulah yang akhirnya dijadikan nama kios kipo miliknya, yakni Kipo Bu Djito. Setelah Mbah Mangun meninggal, usaha tersebut dilanjutkan oleh anaknya dan saat ini telah memasuki generasi ketiga dan dikelola oleh Dra Istri Rahayu.

Walau sudah ada sejak 1946, kipo baru benar-benar dikenal masyarakat luas pada 1987. Kios Kipo Bu Djito berlokasi di Jalan Mondorokan Nomor 27 Kotagede.

Saat ini, sudah banyak penjual kipo di sekitar kios Kipo Bu Djito. Harga per bungkus Rp2.500 dengan jumlah isi sebanyak 10 buah.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.