Sukses

Rahasia di Balik Atraksi Tong Setan, Hiburan Rakyat yang Tergerus Zaman

Dalam bahasa Inggris, Tong Setan atau roda gila itu dikenal dengan nama Wall of Death. Ini dia sejumlah rahasia di baliknya.

Liputan6.com, Bandung - Suara knalpot sepeda motor meraung-raung dari dalam sebuah tong 'raksasa' yang terbuat dari kayu. Di dalamnya ada dua pengendara motor yang memacu motornya sekencang mugkin, kemudian mereka pun berputar-putar di dinding yang hampir berdiri tegak lurus itu.

Begitulah gambaran sebuah atraksi sepeda motor yang akan melaju dengan kecepatan tinggi di dalam tong kayu raksasa tersebut yang kerap ditemui di acara pasar malam. Namanya Tong Stand. Meski orang lebih mengenalnya dengan sebutan Tong Setan.

Dalam bahasa Inggris, Tong Setan atau roda gila itu dikenal dengan Wall of Death. Sebuah acara sampingan karnival yang menampilkan sebuah silinder kayu berbentuk tabung atau kerucut. b

Biasanya memiliki diameter 20 hingga 36 kaki atau 6,1 hingga 11,0 m dan terbuat dari papan-papan kayu. Di bagian dalamnya, para pengemudi sepeda motor atau pengemudi mobil kecil menyetir di sepanjang tembok vertikal dan mementaskan pertunjukan.

Bagi orang yang belum pernah menonton Tong Setan akan menduga pertunjukan ini semacam permainan sihir di mana sebuah tong bisa menjadi gila dan mengamuk, menyerang para pawang dan stunt man. Tapi tentu saja tidak.

Atraksi ini disebut tong karena bentuk bangunannya yang bundar mirip tong. Sementara edan karena pengendara motor yang edan-edanan menggeber sepeda motornya.

Para pengunjung semakin gembira. Beberapa orang menjulurkan tangannya yang menggenggam beberapa lembar uang. Pengendara yang sedang berputar di bagian tengah tong segera naik ke puncak dan dengan tangkas disambarnya lembaran uang di tangan penonton. Orang-orang pun bersorak.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjelasannya

Kebanyakan masyarakat awam mengira atraksi tersebut terjadi karena adanya sihir. Namun fenomena ini secara fisika bisa dijelaskan melalui pemodelan tiga dimensi yang menggunakan metode Euler pada program C++. 

Berdasarkan penelitian, atraksi ini dipengaruhi kecepatan sepeda motor, di mana semakin besar jari-jari tong maka kecepatan sepeda. motor harus semakin besar juga. Semakin besarnya kecepatan sepeda motor saat. mengelilingi tong (silinder), maka energi yang dibutuhkan juga semakin besar.

Apabila silinder memiliki bentuk yang dengan sudut yang konstan dari bawah hingga atas θ = 90° maka jika kecepatan sepeda motor diperlambat, motor akan jatuh ke bawah, tetapi jika kecepatan terus bertambah maka sepeda motor akan tetap pada lintasannya.

Jika sepeda motor tersebut diberikan waktu yang lebih cepat, selisih ketinggian motor tersebut saat turun akan semakin besar yaitu dibandingkan dengan waktu turun motor lebih lama. Dengan menentukan. kecepatan sudut dari benda yang bergerak tersebut, maka akan didapatkan bentuk lintasan yang terbentuk oleh benda terhadap dinding. Perubahan kecepatan sudut diakibatkan karena adanya perubahan waktu.

Waktu yang digunakan merupakan variabel yang dapat diubah-ubah. Perubahan waktu di sini bertujuan. untuk melihat seberapa besar selisih penurunan benda selama turun dan kemudian kembali ke posisi konstan. di mana ω > ωmin, pada keadaan ini dapat dikatakan benda (sepeda motor) dapat bergerak stabil pada lintasannya.

Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan waktu benda saat dibuat mulai turun mempengaruhi ketinggian dan kecepatan sudut yang dibuat oleh benda itu sendiri. Semakin cepat waktu benda tersebut turun maka semakin besar selisih ketinggian yang akan dihasilkan, begitu juga sebaliknya.

Atraksi Tong Setan memang kerap membuat decak kagum penonton yang melihatnya karena aksinya cukup menantang. Namun terkadang atraksi Tong Setan ini bisa memicu petaka. 

Saat ini, permainan Tong Setan memang sudah cukup jarang ditampilkan. Umumnya, atraksi ini masih digelar di desa-desa. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini