Sukses

Jangko Duyan, Makanan Khas Terendam Santan Saat Berbuka Puasa di Kampar

Kabupaten Kampar selalu punya makanan khas yang terkadang hanya ditemukan saat Ramadhan, salah satunya adalah jangko duyan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Berbuka puasa merupakan momen ditunggu. Biasanya masyarakat menghidangkan ragam takjil, termasuk makanan khas suatu daerah yang hanya dibuat saat Ramadhan saja.

Kabupaten Kampar selalu punya makanan khas yang terkadang hanya ditemukan saat Ramadhan. Salah satunya adalah jangko duyan.

Jangko duyan terbuat dari tepung ketan yang dibentuk berlobang di atas. Lalu ditaburi dengan gula pasir dan direndam dengan santan yang sudah dimasak.

Pada umumnya, jangko duyan berwarna putih karena bahan dasarnya tepung ketan. Namun, ada juga yang berwarna agak kehitaman jika dicampur dengan ketan hitam untuk menimbulkan sensasi berbeda.

Makanan ini tidak ditemui di seluruh daerah Kabupaten Kampar. Hanya ada beberapa kecamatan, misalnya Kecamatan Kampa, Rumbio, dan Kecamatan Tapung.

Karena masakan rumahan, makanan ini hampir dipastikan tidak bisa ditemukan di bazar. Pembuatannya dilakukan jika ada buka bersama keluarga besar atau ada anak menantu yang pulang ke rumah.

Di beberapa daerah di Kampar, makanan ini juga dikenal dengan galapuong taghondam. Galapuong lebih mirip ke onde-onde versi kecil dan taghondam berarti terpendam atau direndam dengan kuah santan.

Hanya saja sebutan ini kurang cocok karena jangko duyan tidak berbentuk bulat. Setiap butirannya ada lobang di tengah dan bentuknya lebih tegak.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ragam Nama

Terkadang ada pula yang menyebutnya sebagai galopuong ngango. Namun, galapuong bentuknya lebih bulat dan tidak ada berlobang di tengah sehingga masyarakat lebih banyak menyebutnya jangko duyan.

Jangko sendiri berarti jangkar sementara duyan berarti durian. Hanya saja makanan ini sama sekali tidak mengandung bahan durian ataupun berbentuk jangkar.

Nama jangko duyan makin kuat karena masyarakat menyamakan bentuk makanan ini dengan bunga durian yang baru kembang, sebagai pertanda durian masuk fase berputik. Akhirnya jangko duyan sudah melekat pada makanan bertabur gula pasir di bagian atasnya ini.

Pantauan Liputan6.com, membuat jangko duyan tidaklah rumit. Bahannya cukup mudah ditemui yaitu tepung ketan, santan kelapa tua, dan daun pisang.

Tepung ketan yang sudah dicampur air dibentuk bundar tegak lalu dilubangi bagian atas. Kemudian disusun rapi di atas piring dari plastik yang sudah dilapisi daun pisang.

Selanjutnya, dikukus sehingga matang. Adonan tadi diberi santan kelapa yang terlebih dahulu dimasak. Kemudian di lubang-lubang adonan tadi ditaburi gula pasir.

Jangko duyan siap dihidangkan untuk berbuka puasa. Biasanya, satu piring kecil diperuntukkan untuk satu orang ataupun bisa berbagi dengan anggota keluarga lain.

Bagi Anda yang punya riwayat kolesterol, tekanan darah tinggi, dan diabetes, sebaiknya sekadar mencicipi saja ya. Pasalnya, ada santan dan kandungan gula cukup banyak pada panganan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.