Sukses

Potensi Bahaya Teroris MIT Masih Ada, PR Besar Satgas Madago Raya di Tahun 2022

Meski telah melumpuhkan 5 anggota MIT, Operasi Madago Raya masih menyisakan PR besar yang harus dituntaskan pada 2022.

Liputan6.com, Palu - Sepanjang 2021 Polda Sulteng melalui Operasi Madago Raya telah melumpuhkan 5 anggota MIT. Operasi pemberantasan terorisme itu sendiri masih punya 'PR' besar untuk segera dituntaskan pada tahun 2022.

Polda Sulteng mencatat, kelima anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang tewas selama Operasi Madago Raya 2021, antara lain Inkrima, Qatar, Rukli, Abu Alim, dan sang pimpinan kelompok radikal tersebut, yaitu Ali Kalora.

Semuanya tewas di pegunungan Kabupaten Parigi Moutong setelah disergap dan terlibat kontak tembak dengan personel Satgas Madago Raya.

Selain melumpuhkan para DPO yang menjadi target operasi, sebanyak 11 simpatisan yang menjadi kurir logistik kelompok tersebut juga ditangkap.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi Bahaya Masih Ada

Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengungkapkan, meski telah melumpuhkan 5 DPO teroris, potensi bahaya dari kelompok tersebut masih ada lantaran masih terdapat sisa target satgas yang belum tertangkap.

"Sampai saat ini tersisa empat DPO target aparat. Evaluasi operasi terus kami lakukan agar ke empat target itu bisa segera tertangkap," kata Rudy, yang juga jadi Penanggungjawab Kendali Operasi (PJKO) Madago Raya, Jumat (31/12/2021).

Ke empat sisa kelompok MIT itu, yakni Suardin alias Abu Farhan, Pak Guru alias Jafar, Ahmad Al Gazali alias Ahmad Panjang, dan Imam alias Galuh alias Nae.

Masih belum tuntasnya target membuat Operasi Madago raya sendiri dipastikan kembali diperpanjang dari Januari hingga Maret 2022 dengan pelibatan 1.300 personel TNI dan Polri.

"Yang pasti para sisa DPO ini lebih sensitif dengan pergerakan aparat makanya evaluasi strategi perlu dilakukan. Kami juga berharap bantuan dari masyarakat," kata Rudy.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.