Sukses

Curah Hujan di Bengkulu Meningkat Gara-Gara Fenomena Dipole Mode Index, Apa Itu?

Fenomena Dipole Mode Index (DMI) menyebabkan curah hujan di wilayah Provinsi Bengkulu meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Liputan6.com, Bengkulu -  (DMI) menyebabkan curah hujan di wilayah Provinsi Bengkulu meningkat dalam beberapa hari terakhir. hal tersebut setidaknya diungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu.

Kasi Data dan Informasi BMKG, Anang Anwar menjelaskan, DMI merupakan perbandingan suhu muka laut Samudera Hindia barat dengan suhu muka laut Samudera Hindia Timur Afrika dengan nilai -0,5 low pressure atau daerah tekanan rendah, yang akan membelokkan arah angin hingga membuat kecepatan angin jadi lambat.

"Pada saat ini suhu permukaan laut di Samudera Hindia panas atau biasa disebut Sea Surface Temperatures (SST). Dengan panasnya permukaan laut itu menyebabkan curah hujan di Bengkulu cukup tinggi," kata Anang, Senin (25/10/2021).

Anang juga mengatakan dengan dukungan angin Munson Asia, otomatis curah hujan di Bengkulu akan semakin besar.

Anang melanjutkan peluang terjadinya awan hujan juga cukup besar karena ada belokan awan dan arah angin sehingga terbentuk semacam tekanan siklonik.

"Siklonik merupakan daerah perputaran angin dan akan memperlambat kecepatan angin itu sendiri, sehingga berakibat daerah di sekitarnya akan terbentuk awan hujan. Dan potensi hujan di Provinsi Bengkulu, dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur saat ini intensitasnya sedang hingga lebat," ujar Anang.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Curah Hujan di Atas Normal

Ia menambahkan bahwa peningkatan curah hujan di Bengkulu berada di atas normal atau 115 persen. Dari normalnya itu adalah 85 persen sampai 115 persen.

"Karena memang sudah memasuki musim hujan dan puncaknya sampai pada bulan November mendatang," katanya.

Kemudian ia menambahkan untuk kriteria gelombang laut saat ini adalah sedang-tinggi atau 2,5 meter - 4 meter.

"Ini berbahaya bagi nelayan, maka harus waspada jika ingin pergi melaut. Tetapi untuk kapal penumpang, tidak masalah," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.