Sukses

Kematian Anak Akibat Covid-19 di Riau Tinggi, Bagaimana Pembelajaran Tatap Muka?

Ribuan anak di Riau terpapar Covid-19, di mana puluhan di antaranya meninggal dunia, sehingga menjadi perhatian menjelang pembelajaran tatap muka.

Liputan6.com, Pekanbaru - Seluruh Kabupaten Riau tidak ada lagi zona merah penyebaran Covid-19. Rata-rata sudah zona oranye bahkan ada zona kuning sehingga akan berpengaruh kepada kebijakan pemerintah, khususnya terkait pendidikan.

Zona oranye biasanya menerapkan PPKM level 3 dan boleh melakukan pembelajaran tatap buka secara terbatas dan protokol kesehatan ketat.

Sejumlah daerah Riau sudah bersiap melakukan pembelajaran luring tapi akan ada pertemuan dengan seluruh kepala daerah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Riau.

Juru bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi, menyebut pertemuan ini akan dilakukan beberapa hari ke depan. IDAI akan memberikan pertimbangan soal resiko belajar di tengah pandemi.

Yang perlu diingat, tambah Yovi, Riau saat ini termasuk daerah yang paling tinggi angka kematian anak akibat Covid-19. Angkanya berada di bawah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Namun paling tinggi untuk Pulau Sumatra dan daerah lainnya di Indonesia," kata Yovi, Senin siang, 6 September 2021.

Sebagai solusi, vaksinasi massal untuk anak harus ditingkatkan lagi. Begitu juga dengan pendidik agar ketika pembelajaran tatap muka resiko penyebaran Covid-19 bisa diminimalisir.

"Pembelajaran tatap muka untuk umur 12 tahun ke atas," ucap Yovi.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ketakutan Orangtua

Yovi menjelaskan, tingginya angka kematian pada anak akibat Covid-19 disebabkan beberapa hal. Di antaranya ketakutan orang tua membawa anak ke rumah sakit.

Ketakutan ini biasanya timbul karena orang tua khawatir meninggalkan anak di rumah sakit. Orang tua takut anaknya tidak ada yang menemani di rumah sakit.

"Jadi orang tua takut, apakah boleh ditemani atau tidak," ucap Yovi.

Yovi mengingatkan orang tua agar mengetahui fase Covid-19, khususnya gejala saat isolasi mandiri. Anak harus dipantau apakah mengalami demam, batuk dan sesak nafas.

"Sebaiknya di fasilitas pemerintah isolasinya, lebih mudah terkontrol," ucap Yovi.

Berdasarkan data, anak terpapar Covid-19 di Riau hingga 4 September 2021 ada 18.480. Dari jumlah itu, 17.825 di antaranya sembuh, isolasi mandiri 606 anak, 22 di rawat di rumah sakit dan 27 meninggal dunia.

Satgas Covid-19 menghimbau orang tua agar menjaga anak tetap di rumah, memberikan makanan bergizi, segera mendaftarkan vaksin dan segera konsultasi ke dokter jika anak menunjukkan gejala Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.