Sukses

Makanan Khas Yogyakarta yang Nyaris Punah Ditelan Zaman

Sejumlah makanan khas Yogyakarta makin sulit ditemui.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sejumlah makanan khas Yogyakarta makin sulit ditemui. Bukan hanya karena sepi peminat, tetapi pembuat makanan khas Yogyakarta ini juga kian berkurang.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet makanan khas Yogyakarta yang nyaris punah ditelan masa:

1. Growol

Growol merupakan makanan tempo dulu khas Kulon Progo yang digunakan sebagai pengganti nasi. Bahan dasar makanan ini berasal dari singkong atau ketela pohon. Berbeda dengan olahan ubi lainnya yang bercita rasa manis, growol tidak memiliki rasa alias hambar.

Makanan ini dibungkus dengan daun pisang. Proses pembuatannya terbilang cukup panjang, singkong yang telah dikupas dicuci bersih lalu direndam selama tiga hari tiga malam tanpa diganti airnya. Setelah lunak dan mengeluarkan bau asam karena proses fermentasi, singkong dicuci bersih dan dicacah atau ditumbuk halus.

Lalu singkong yang sudah halus dibungkus daun pisang dan dikukus hingga matang. Masyarakat Kulon Progo biasanya menyajikan growol bersama dengan tempe benguk atau kethak blondo.

2. Besengek Tempe Benguk

Besengek tempe benguk merupakan olahan berbahan dasar tempe yang dimasak santan dan dibumbui besengek. Besengek sendiri meruapakan bumbu santan yang dicampur dengan bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, daun salam, laos, serai, dan daun jeruk purut.

Cara mengolahnya terbilang cukup lama, karena perendaman tempe memakan waktu hingga 2 hari lamanya. Meski beraroma kuat, makanan khas Yogyakarta ini memiliki cita rasa yang lezat dan unik.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jajanan Pasar

3. Kipo

Kipo jajanan khas Yogyakarta khususnya daerah Kotagede, bahkan jajanan ini sempat hilang seiring dengan runtuhnya kerajaan Mataram Islam. Memiliki bentuk lonjong, tekstur kenyal, dan juga warnanya yang kehijauan dan berisi parutan kelapa dan gula jawa cair. Bahan utama dari kue ini adalah tepung beras yang juga dicampur oleh tepung ketan.

Cara pembuatannya, adonan bahan utama dicampur dengan parutan kelapa, daun suji, dan pewarna hijau alami serta daun pandan. Tujuannya untuk menimbulkan aroma harum khas makanan unik ini. Proses pembuatannya yang cukup berbelit dan perlu keahlian mungkin menjadi alasan makanan ini semakin jarang ditemui.

4. Kembang Waru

Kembang waru merupakan kue khas Kotagede, Yogyakarta. Seperti namanya, kue ini berbentuk seperti bunga yang sedang mekar, berwarna cokelat dan berlekuk-lekuk permukaannya.

Saat ini kue kembang waru tak lagi banyak dijual di pasar tradisional. Sulitnya mendapatkan cetakan kue tersebut menjadi kendala terus berkurangnya pembuat kue kembang waru.

 

Penulis: Tifani

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.