Sukses

Siaga Varian Delta, Bagaimana Nasib Belajar Tatap Muka Cilacap Juli Nanti?

Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berencana menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal tahun ajaran baru Juli mendatang

Liputan6.com, Cilacap - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berencana menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal tahun ajaran baru Juli mendatang.

Namun, usai lebaran terjadi lonjakan kasus Covid-19. Bahkan, Per 18 Juni 2021 ini, kasus aktif Covid-19 di Cilacap mencapai 1.000 kasus lebih.

Mei lalu Cilacap juga sempat digegerkan dengan temuan kasus Covid-19 varian India B.1617.2 pada 13 anak buah kapal (ABK) kapal asing berbendera Panama. Namun, kemudian terbukti varian India bisa dikendalikan.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Kastam mengatakan, sesuai dengan hasil koordinasi Menteri Ekonomi dan Gubernur Jawa Tengah, PTM akan dilakukan jika sebuah wilayah minimal berkategori zona oranye.

Dan kini, Cilacap zona oranye meski kasus Covid-19 melonjak. Artinya, Covid-19 relatif terkendali meski ada lonjakan kasus harian.

“Kita sudah menyusun draft ya. Ini sambil ada waktu untuk melihat perubahan. Karena kebetulan kita akan masuk pada 12 Juli ya. Nanti kalau betul zona kita tidak merah, rencananya akan diberlakukan,” katanya, Kamis (17/6/2021)

Untuk memepersiapkan pembelajaran tatap muka, Dinas Pendidikan Cilacap tengah mempersiapkan draft panduan untuk sekolah. Draft disusun berdasarkan panduan protokol kesehatan dan hasil rapat dengan para penilik, Korwil, dan kepala sekolah untuk mempertimbangkan beragamnya kondisi kewilayahan.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kategori Sekolah yang Boleh PTM

“Sama dengan yang kemarin diujicobakan di ujian sekolah dan PAT. Tapi nanti draft kita akan didiskusikan dengan teman-teman kepala sekolah, korwil, dan di Dikdas,” ucap dia.

Rencananya, PTM akan dilakukan bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2021/2022 pada 12 Juli mendatang. Namun, yang bisa melakukan PTM adalah sekolah yang sudah mendapatkan izin bupati. Sejauh ini baru sebanyak 31 SMP dan 131 SD yang mendapatkan izin.

Diketahui, kasus harian Covid-19 melonjak usai lebaran. Transmisi lokal dan mobilitas masyarakat diduga menjadi pemicu lonjakan ini. Dari rata-rata 400 kasus aktif, kasus aktif Cilacap sempat melonjak ke angka 600-an lebih.

Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah juga mempercepat vaksinasi Covid-19 guru di seluruh jenjang pendidikan demi persiapan pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya bakal digelar bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru Juli mendatang.

Kastam mengatakan sejauh ini vaksinasi sudah menjangkau 60 persen guru. Di Cilacap, total ada sebanyak 17 ribu guru, baik negeri maupun swasta.

“Guru kita sudah mencapai kisaran 60 persen. Karena kemarin dari hitungan kita, dari 17 ribuan guru baik negeri dan swasta. Yang sudah diswab hampir mencapai 10 ribuan. Dan ini sudah terus berjalan,” ucap dia.

 

3 dari 3 halaman

Kebut Vaksinasi Guru dan Tenaga Kependidikan

Kata dia, angka ini akan terus bertambah dengan cepat karena saat ini Pemkab Cilacap telah memperoleh kuota tambahan vaksin Covid-19. Seluruh guru dan tenaga kependidikan ditargetkan sudah divaksin sebelum dimulainya tahun ajaran baru.

“Dan ini vaksin di Cilacap juga sudah ada lagi. Sehingga kita sambil jalan, Insya Allah akan ada penambahan-penambahan,” ujarnya.

Sejauh ini, kata dia, ada 31 SMP dan 131 SD yang sudah mendapat izin bupati untuk menggelar PTM pada Juli mendatang. PTM akan digelar bersamaan dengan awal tahun ajaran baru,

Kastam menjelaskan, meski sesuai SKB 3 Menteri PTM maksimal 50 persen kapasitas kelas, namun Pemkab Cilacap akan memberlakukan aturan lebih ketat. Jumlah siswa yang masuk maksimal 30 persen.

Pembelajaran tatap muka hanya dilakukan maksimal empat jam pelajaran. Masing-masing jam pelajaran 30 menit, sehingga siswa hanya berada di sekolah sekitar 2 jam. Siswa juga tak istirahat sehingga mengurangi interaksi potensi kerumunan di sekolah.

“Sesuai dengan SKB 3 menteri, itu kan sudah sangat jelas, maksimal 50 persen. Kalau kita malah tidak sampai segitu. Rencananya 30 persen,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.