Sukses

Muncul Imbauan Tinggalkan Mamuju, BMKG: Kami Minta Masyarakat Tak Percaya Hoaks

Masyarakat dibuat resah dengan berita palsu alias hoaks, yang mengatakan warga di Mamuju Sulbar harus keluar dari daerah itu usai gempa Magnitudo 6,2.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan masyarakat dibuat resah dengan berita palsu alias hoaks, yang mengatakan warga di Mamuju Sulbar harus keluar dari daerah itu usai gempa Magnitudo 6,2.

"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (18/1/2021).

Dwikoritas menegaskan, BMKG tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju. Sebelumnya beredar berita bohong lewat teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan warga meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.

Imbauan menyelamatkan diri dikeluarkan BMKG, mengingat gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca-terjadinya gempa kuat. Untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.

BMKG juga mengimbau masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, untuk tidak menempati lagi, karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat, bahkan dapat roboh.

Selain itu, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.

Evakuasi mandiri dilakukan dengan cara menjauh dari pantai segera setelah merasakan gempa kuat di pantai sebagai peringatan dini tsunami, tanpa perlu menunggu dikeluarkannya peringatan dini oleh pihak terkait.

Evakuasi mandiri sesegera mungkin efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat, kata Dwikorita.

Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Kondisi tersebut juga berisiko, terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.

"Kami minta masyarakat tidak percaya dengan berita bohong (hoaks), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD," kata Dwikorita.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.