Sukses

Langkah Tegas Pemkot Bengkulu Tanggapi Keracunan Masal di Pesantren

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi merasa prihatin dan merespon cepat dengan berupaya mengambil langkah tegas.

Liputan6.com, Bengkulu - Insiden keracunan massal dialami para santri di pondok pesantren (ponpes) Hidayatullah Qomariyah Kota Bengkulu. Dalam dua pekan ini tercatat dua kali insiden terjadi yang mengharuskan puluhan santri yang menimba ilmu di pesatren tersebut harus dievakuasi ke Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD).

Dalam peristiwa pertama yang terjadi tanggal 14 Agustus 2020 lalu yang menghebohkan warga Bengkulu, sebanyak 122 santri yang mengalami keracunan setelah menyantap sarapan pagi. Peristiwa kedua terjadi pada Minggu malam kemarin, kali ini sebanyak 48 santri kembali keracunan dan harus dievakuasi untuk mendapatkan pertolongan medis.

Menyikapi peristiwa ini, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi merasa prihatin dan merespon cepat berupaya mengambil langkah tegas. Dengan cara selain melakukan tindakan medis juga memerintahkan jajarannya untuk melakukan evaluasi.

Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi menginstruksikan supaya dilakukan pengawasan secara ketat dan mengambil langkah tegas jika menemukan kesalahan dalam pelayanan di pesantren tersebut. Juga segera dicarikan solusi yang terbaik, supaya peristiwa ini tidak terulang kembali.

"Ini sudah insiden yang kedua kalinya, harus ada pembenahan," ujar Dedy di Bengkulu, Senin, 24 Agustus 2020.

Pihak pengelola pesantren diminta untuk serius dan mau membuka diri untuk berkomunikasi. Sebab pondok pesantren sebagai wadah untuk mencetak para calon ulama harus mendapat perhatian serius dan dukungan semua pihak.

Kepada para santri yang saat ini sedang mendapat perawata medis, Dedy berharap bisa segera pulih dan melakukan aktivitas kembali seperti biasa. Pemkot Bengkulu akan membantu selama pasien dalam proses pengobatan di RSHD.

"Sejauh ini, kami berbaik sangka atas insiden yang terjadi. Tapi tetap kita harus temukan titik masalahnya di mana dan apa solusinya dengan duduk bersama," kata Dedy Wahyudi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.