Sukses

Pandemi Corona Covid-19, 5 Operasi di RS Kendari Batal karena Kehabisan Masker

Ada 5 operasi dibatalkan dokter karena masker habis saat heboh virus Corona Covid-19.

Liputan6.com, Kendari - Kewaspadaan terhadap penularan virus Corona covid-19, ikut dilakukan warga Kota Kendari. Mereka memborong masker sehingga terjadi kelangkaan. Minimnya stok masker ini ternyata berdampak besar, terutama terkait aktivitas medis di rumah sakit.

Karena kehabisan masker penutup wajah, dokter Rumah Sakit (RS) Bahteramas Sulawesi Tenggara, membatalkan 5 operasi yang seharusnya dilakukan Rabu (18/3/2020).

Operasi ditunda hingga Kamis (19/3/2020) atau sampai pihak RS mendapatkan masker untuk tim dokter yang menggelar operasi. Masker akan dipakai selama proses operasi sehingga sifatnya penting dan menjadi standar operasional rumah sakit.

Kosongnya masker ini, dilaporkan salah seorang warga yang mengunjungi kerabatnya di Rumah Sakit Bahteramas. Dia mengatakan, dokter menunda operasi karena kehabisan masker untuk dipakai di ruang operasi.

"Belum tahu kapan akan dilanjutkan operasi, tapi kata dokter sampai ada masker," ujar Indah, salah seorang pengunjung.

Kosongnya masker di tengah pandemi virus Corona Covid-19, dibenarkan Direktur Rumah Sakit Bahteramas Sulawesi Tenggara, Dr Sjarif Subijakto. Dia mengatakan, operasi ditunda hingga Kamis (19/3/2020).

"Kita akan operasi yang emergency saja. Sedangkan yang bisa ditunda, akan dilanjutkan hingga ada masker," ujar Sjarif Subijakto, Rabu (18/3/2020).

Sjarif Subijakto mengungkapkan, pihak RS Bahteramas sudah kesulitan mencari masker yang masih tersedia. Namun, pihaknya hanya mendapatkan sedikit saja.

"Kalau ada yang bisa bantu, tolong kami. Kami sudah cari sampai di Surabaya dan Makassar tapi kosong," beber Sjarif.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Laode Rabiul Awal, yang juga menjadi dokter Rumah Sakit Bahteramas, menyatakan 2 operasi yang ditunda di antaranya operasi tumor dan operasi pencernaan. Jumlah seluruhnya, ada 5 kasus.

"Kami memang menunda, tetapi kalau ada yang lebih darurat kami akan segera operasi," ujar La Ode Rabiul Awal.

Dia menjelaskan, dalam satu operasi, paling kurang ada 5 orang petugas yang terdiri dari dokter, tim anestesi dan perawat. Sesuai SOP, mereka harus menggunakan masker.

Virus Corona Covid-19 di Indonesia, menimbulkan kepanikan di Kota Kendari. Sejumlah apotek kehabisan masker, diborong warga yang hendak melindungi diri dari penyebaran virus ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pakai Masker Kain

Mengantisipasi kekurangan masker di Kota Kendari, pihak RS Bahteramas Sulawesi Tenggara akan menggunakan masker terbuat dari kain. Ini akan dipakai dokter bekerja di kamar operasi.

Masker kain ini, dibuat manual oleh petugas rumah sakit. Selanjutnya, akan digunakan jika kondisi mendesak dan harus melakukan operasi.

"Kami pakai masker dari kain jika belum ada masker pabrikan yang kami dapat," ujar Dr Sjarif Subijakto.

Dia mengungkapkan, mendapat bantuan masker dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari, Rabu (18/3/2020). Bantuan ini, sebanyak 1 dus berisi 100 lembar masker.

Tidak hanya itu, Wali Kota Kendari ikut membantu masker bagi tim dokter rumah sakit. Sebanyak 100 lembar masker didapatkan pihak RS Bahteramas.

"Maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan ini. Kami sudah berupaya yang terbaik," ujar Sjarif Subijakto.

3 dari 3 halaman

Hukuman Versi Gubernur Sultra

Gubernur menegaskan, polisi dan aparat hukum lainnya bertindak tegas terhadap penimbun masker di tengah wabah virus Corona Covid-19. Dia menyatakan, jika mendapati penimbun masker, pelakunya mungkin dijemur.

"Jemur dia, ikat tangannya dan baru bawakan semut biar digigit semut," kelakar Gubernur Sultra Ali Mazi.

Al Mazi mengatakan heran dengan pelaku penimbun masker yang memanfaatkan situasi di tengah kondisi pandemi virus Corona Covid-19. Dia menyatakan, saatnya menjalin kebersamaan dan kompak dengan situasi yang ada saat ini.

"Kita bersinergi, banyak-banyak paham soal prosedur penanganan dan cara memperlakukan orang di sekitar kita, sebelum semua itu dilakukan selalu berdoa kepada Allah yang Maha Esa dan menurut kepercayaan masing-masing," imbaunya.

Saat ini, ada ada 133 orang di Sulawesi Tenggara dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP). Mereka tersebar di pada 10 Kabupaten dan Kota. Ada 7 kabupaten dengan bebas ODP di Sulawesi Tenggara, Muna Barat, Kota Kendari, Konawe Selatan, Buton Selatan, Buton Tengah, dan Konawe Kepulauan.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini :

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.