Sukses

Gelombang Tinggi Porak-porandakan Rumah Warga di Pesisir Gorontalo

Gelombang tinggi ini sempat menimbulkan kepanikan seluruh warga yang berada di pesisir pantai Kecamatan Kabila Bone segera mencari tempat yang tinggi.

Liputan6.com, Gorontalo - Cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Gorontalo beberapa hari terakhir ini membuat perairan laut di Teluk Tomomi mengamuk. Hujan deras dan angin kencang menyebabkan gelombang tinggi di perairan ini.

Amukan gelombang itu tidak hanya memakan korban dari nelayan akan tetapi dengan adanya gelombang tinggi ini, sejumlah rumah di wilayah Pesisir Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo rusak parah, Senin (13/1/2020).

Anggota Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bone Bolango (Bonebol) Asram kadir mengatakan, gelombang yang menerpa rumah yang berada di Bone Bolango terjadi sekitar pukul 15.00 Wita.

Bahkan, saat gelombang menerpa, sempat menimbulkan kepanikan seluruh warga yang berada di pesisir pantai Kecamatan Kabila Bone segera mencari tempat yang tinggi.

"Data yang ada pada kami, ada sekitar 5 rumah warga rusak, ada dua rumah dikategorikan rusak parah yakni di Desa Botu Barani, Kecamatan Kabila Bone, dan Desa Tongo, Kecamatan Bone Pantai. Kemudian dua rusak ringan dan satunya lagi masi belum ada datanya, di Desa Tihu, Kecamatan Bone Pantai," ujarnya saat di temui di kantor BPBD Bonbol.

Menurut keterangan warga, kata Arsam, gelombang tinggi sudah sebelumnya sudah terjadi hingga dari hari Minggu dan terus membesar hingga memporak-porandakan rumah warga.

"Sekitar dua sampai tiga meter gelombang yang menghantam rumah warga itu, dan untuk personel kami sudah turunkan 6 orang personel untuk membantu warga yang mengalami kerusakan rumah, dan yang lainnya melakukan pemantauan di tiap-tiap lokasi kejadian," dia mengatakan.

Sejauh ini, semenjak kejadian gelombang tinggi, BPBD dan Tagana Bonbol membantu membuatkan tanggul yang terbuat dari karung yang diisi pasir. Kurang lebih 250 karung diletakkan di depan perumahan warga di Desa Botu Barani untuk mengantisipasi agar air tidak merusak rumah.

"Untuk hari ini baru di Desa Botu Barani yang dibuatkan tanggul darurat, yang selanjutnya itu akan dilaksanakan pada besok hari di desa yang rumahnya terkena gelombang," dia menambahkan.

Selain itu, penghuni rumah yang rusak tersebut semua telah dievakuasi ke tetangga yang rumahnya tidak dihantam gelombang tinggi. Saat ini, kerugian belum bisa dipastikan.

"Rumah mereka mengalami kerusakan yang cukup parah yakni dari kamar tidur, dapur hingga kamar mandi, dan ditaksir kerugiannya mencapai Rp50 juta rupiah per unit rumah," dia memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.