Sukses

Mengenal Sirup Pusaka Warisan Kuliner Cirebon Sejak Tahun 1960

Sirup Pusaka Cirebon menjadi salah satu warisan kuliner yang masih bertahan di tengah maraknya produk serupa yang menggunakan teknologi modern.

Liputan6.com, Cirebon - Bagi masyarakat yang pernah berkunjung ke Cirebon, pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Sirup Tjampolay. Salah satu minuman asli buatan orang Cirebon.

Seiring perkembangannya, Cirebon memiliki pilihan Sirup yang tak kalah enak dan segar dengan lainnya, yakni Sirup Pusaka di Kampung Wisata Kanoman Utara Gang Kelapa Jajar Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.

Dari informasi yang dihimpun, Sirup Pusaka Cirebon beroperasi sekitar tahun 1960. Proses pembuatan Sirup Pusaka Cirebon tersebut masih tradisional.

"Tanpa mesin tanpa bahan pengawet hanya gula, air dicampur perasa hingga pewangi makanan untuk menimbulkan rasa khas Sirup kami Pisang Susu dan Jeruk Manis," kata penerus Generasi Kedua Sirup Pusaka Cirebon Han Han, Senin (6/1/2020).

Dia mengatakan, bahan utama sirup pusaka yakni Gula dan air serta perasa. Bahan utama tersebut kemudian diaduk hingga mengental hingga menjadi sirup.

Rasa sirup yang manis segar dapat melepas dahaga bagi yang merasa kehausan. Bahkan, kata dia, sirup tersebut bisa memunculkan rasa baru.

"Kalau yang rasa pisang susu dan jeruk manis dicampur jadinya rasa baru. Nah rasa apa namanya sampai sekarang saya belum nemu," kata Han Han.

Namun demikian, perkembangan usaha Sirup Pusaka Cirebon tersebut tak seperti pada umumnya. Pengelola mengaku masih banyak kendala pada proses pemasaran dan produksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kendala

Han Han mengaku, penjualan Sirup Pusaka hanya ada di beberapa toko sekitar Pasar Kanoman Cirebon. Sirup tersebut banyak dipesan untuk momen Lebaran saja.

"Biasanya banyak yang pesan kalau untuk THR an jadi salah satu bingkisan dari parsel. Pelanggan tetap kami keluarga Keraton Kanoman Cirebon," kata dia.

Jika mendekati hari H Lebaran, Han Han mengaku kerap melayani banyak pesanan. Satu sirup dijual Rp 22 ribu untuk eceran, dan Rp 21 ribu untuk pembelian per lusin.

Dia mengaku, minimnya modal dan SDM menjadi kendala dalam tidak berkembangnya usaha Sirup Pusaka tersebut.

"Produksi kami juga tidak tentu jumlahnya tapi tiap hari ada saja yang membeli. Biasanya kalau beli satu lusin bisa kami selesaikan hari itu juga kalau belinya diatas satu lusin nanti nunggu kami bikin dulu," ujar dia.

Han Han mengaku tidak sempat bertanya asal usul Sirup dan nama Pusaka dari usaha peninggalan orang tuanya itu. Dia mengaku hanya meneruskan usaha orangtuanya saja.

"Bahkan, dulu waktu orangtua masih hidup sirup ada tujuh rasa pisang susu, jeruk manis, jeruk keprok, stroberi, kopi dan Nanas. Sekarang tinggal dua karena tenaganya kurang terus peminat juga kurang," dia menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.