Sukses

Tempat Nasi Tradisional "Ancak" Menghiasi Isra Mikraj di Banyuwangi

Rangkaian acara Isra Mikraj ini diawali dengan pawai ancak. Masing-masing RT menyediakan puluhan ancak untuk tasyakuran sehingga terkumpul lebih dari seribu ancak.

Liputan6.com, Banyuwangi - Peringatan Isra Mikraj di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi dilakukan dengan cara yang unik. Warga merayakan dengan tasyakuran menggunakan "ancak" yakni tempat nasi tradisional yang terbuat dari pelepah pohon pisang. Ada lebih 1.000 ancak yang disediakan warga untuk perhelatan makan bersama.

Rangkaian acara Isra Mikraj ini diawali dengan pawai ancak mulai pukul 15.30 WIB Selasa, 2 April 2019. Masing-masing RT menyediakan puluhan ancak untuk tasyakuran sehingga terkumpul lebih dari seribu ancak. Setiap warga dari masing-masing RT berkumpul kemudian bersama-sama membawa ancak menuju ke aula masjid di Jalan Ikan Mas, Karangrejo.

Pawai ini semakin meriah karena selama perjalanan dari rumah menuju masjid diiringi alunan musik rebana yang rancak. Sesampai di sekitar masjid, ancak ditata di aula dan halaman masjid. Saking banyaknya, ancak yang terkumpul itu kemudian ditata di jalan depan masjid yang sudah dipasang alas berupa karpet sehingga ruas jalan Ikan Mas terpaksa ditutup sementara.

"Penggunaan ancak ini usulan dari masyarakat. Di mana dulu semua kegiatan selalu menggunakan ancak, kecuali Maulid Nabi ada penambahan telur hias. Ini dihidupkan kembali dalam rangka menumbuhkan kebersamaan, persaudaraan dan kesetaraan," tutur Samsul Huda, panitia pelaksana peringatan Isra Mikraj.

Satu menu dalam ancak, bisa dinikmati 4 sampai 5 orang. Masakan yang disajikan dalam ancak sudah lengkap. Mulai nasi hingga bermacam-macam lauknya. "Dengan ini, semuanya termasuk bupati (Banyuwangi) duduk bersama menikmati ancak yang sama, sehingga tidak ada pembedaan kelas baik secara sosial ekonomi semua sama," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengurangi Kemiskinan

Momentum peringatan Isra Mikraj ini juga dimanfaatkan untuk meluncurkan gerakan 1.000 koin. Gerakan ini dilakukan dengan mengumpulkan sedekah uang koin dari masyarakat secara sukarela. Hasilnya, disumbangkan pada yatim piatu, kalangan bawah dan membantu modal usaha bagi kalangan bawah.

Gerakan ini dimotori unit Pengelolaan Zakat Infaq Sodaqoh Lazismu, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi. Gerakan ini sebenarnya sudah berjalan kurang lebih dua bulan. Pengelola sudah menyebar 800 kaleng tempat sedekah koin di rumah warga.

"Harapannya, minimal bisa menyisihkan dari sisa belanja. Setiap bulan dari kaleng yang disebar diharapkan mencapai Rp 10 ribu atau lebih, sehingga kalau nanti mencapai seribu kaleng tinggal mengalikan. Semuanya untuk membantu masyarakat khususnya yang ada di Karangrejo," ucapnya.

Selama dua bulan berjalan, setiap kaleng didapatkan sedekah senilai Rp 20 ribu-Rp 50 ribu. Namun, ada juga yang hanya kurang dari Rp 10 ribu. Yang paling penting, menurutnya, masyarakat memiliki niat untuk bersedekah. Berapa pun sedekah yang diberikan akan menambah rezeki bagi yang bersedekah.

Pawai ancak 1.000 dan Gerakan 1.000 koin ini dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Ketua PCNU Banyuwangi, KH Ali Makki Zaini, dan Forpimka Kecamatan Banyuwangi. Bupati Anas mengucapkan terima kasih karena telah membantu pemerintah daerah dalam mengurangi angka kemiskinan dengan gerakan 1.000 koin tersebut.

"Masyarakat kita sangat baik, jika melihat ada orang lain dalam kesusahan pasti akan dibantu," kata bupati dalam sambutannya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.