Sukses

Alasan Ridwan Kamil Rencanakan Pemekaran Daerah di Jabar Selatan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkomitmen mendorong pemekaran wilayah Jabar bagian selatan dengan memanfaatkan momentum Pilpres mendatang.

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil berkomitmen mendorong pemekaran daerah khususnya di wilayah Jabar bagian selatan. Menurut Ridwan, jumlah penduduk di Jabar sebanyak 48 juta jiwa atau terbesar se-Indonesia tidak sebanding dengan jumlah daerah saat ini, yaitu 27 Kota/Kabupaten.

"Jadi akan kita perjuangkan untuk pemekaran, prioritasnya di Jabar selatan," ujar pria yang karib disapa Emil ini di Bandung, Jumat, 7 September 2018.

Emil membandingkan Provinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk 39 juta jiwa memiliki 38 Kota/Kabupaten. Begitu juga dengan Sumatera Utara memiliki 33 daerah dengan jumlah penduduk 14 juta jiwa.

"Contoh Sumut jumlah penduduknya 14 juta, daerahnya 33, maka jumlah uang yang munculnya kan jadi 33 kali. Kita hanya 27 kali untuk jumlah penduduk yang sangat besar ini," kata Ridwan Kamil.

Rencana pemekaran daerah tersebut juga akan diaspirasikannya pada momentum Pilpres mendatang. "Nanti ada momentum Pilpres kan, akan kita aspirasikan," ucapnya.

Ridwan Kamil mengatakan, pemekaran perlu dilakukan agar tidak terjadi kekosongan dalam pelayanan publik. Contohnya, masyarakat di pelosok yang mengurus administrasi kependudukan harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke ibu kota daerah.

"Ada yang sampai menempuh waktu 8 jam, kasihan kan," ujarnya.

Pemilihan Jabar selatan untuk pemekaran karena menurutnya, selain memiliki daerah luas, potensi kepariwisataan pun sangat besar untuk dikembangkan. Daerah selatan pun alamnya sangat subur.

Hal tersebut bisa berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Apabila pemekaran tersebut terealisasi, maka tidak akan ada ketimpangan antara wilayah utara, tengah, dan selatan.

Mengenai berapa daerah yang akan dimekarkan, Ridwan Kamil belum menyebut jumlahnya. Ia akan membahasnya terlebih dulu dengan DPRD Jabar. "Berapa jumlahnya harus dibahas dulu dengan dewan," tuturnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.