Sukses

Ki Manteb Beberkan Firasat Ki Enthus Sebelum Wafat, Keinginannya Belum Terwujud

Ki Manteb dikenal sebagai seniman, bagi Ki Enthus, Ki Manteb adalah guru sekaligus panutan.

Liputan6.com, Tegal - Wafatnya Ki Enthus Susmono secara tiba-tiba menyisakan rasa kehilangan yang mendalam. Salah satunya dirasakan Ki Manteb Sudarsono, tokoh seniman yang oleh Ki Enthus sudah dianggap bak guru juga panutan.

Ia menjelaskan, terakhir kali berkomunikasi dengan muridnya itu pada 7 Mei 2018 lalu. Saat itu, Ki Enthus tengah berada di Palembang.

"Saat itu, Enthus telepon katanya mau pentas wayang membawakan lakon Pandawa Moksa, (Matinya Pandawa)," ujarnya.

Ki Manteb mengisahkan, tiba-tiba saja Ki Enthus minta dibuatkan wayang orang. Namun Ki Manteb menolak.

"Dia tiba-tiba minta dibuatkan wayang wong (orang). Lha aku ngomong nggak bisa, itu kan lakon wayang. Wayang yo wayang, wong yo wong. Kemudian saya terangkan seperti itu," jelasnya. 

Ki Manteb menuturkan, komunikasi terakhir hendak membawakan lakon Pandawa Moksa. Lakon wayang yang menceritakan tentang matinya orang-orang baik. Hal itu menjadi firasat sebelum Ki Enthus mengembuskan nafas terakhir.

"Seumur-umur jadi dalang, saya baru membawakannya dua kali. Ki Enthus ingin ikut membawakannya," terangnya.

Bersama Joko Edan, Ki Enthus berguru pada Ki Manteb sudah sejak lama. Sejak masih muda dan masih perjaka, Enthus belajar menjadi dalang kepada Ki Manteb.

"Sebelum menjadi dalang saya ruwat dulu dia di Pantai Widarapayung, Cilacap. Saya ngomong dia masih kotor jadi harus dibersihkan saat itu," ungkapnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosok Cerdas dan Cepat Belajar

Ki Manteb menceritakan, sosok Enthus merupakan sosok yang keras, namun suka becanda dan cepat belajar.

"Dia pernah ngomong, sama siapa saja dia tidak takut. Tapi kalau sama saya dia bilang takut. Mung karo njenengan aku wedi, dia ngomong seperti itu," kenang mendiang Enthus Susmono. 

Hal senada diungkapkan Bupati Pekalongan Asip Kolbihi. Ia mengaku kehilangan sosok sahabat karibnya. Bukan hanya karena sesama kepala daerah, dia mengaku kagum dengan sosok Ki Enthus.

"Ya kami dekat karena sama-sama satu partai kader PKB. Kita juga sering ketemu saat haul di ponpes Giren Talang Kabupaten Tegal," ucap Asip Kolbihi.

Ia menjelaskan, saat bertemu dengan mendiang Ki Enthus selalu saja topik bagaimana menjalankan roda pemerintahan yang benar sesuai aturan yang ada. "Kita juga sering sharing cerita terkait pemerintahan. Tapi yang sering banyak bercandanya," kata dia. 

Menurut Asip, Ki Enthus merupakan seorang seniman yang mau belajar dan paham tentang pemerintahan.

"Beliau meskipun seniman budayawan tapi sangat paham pemerintahan. Karena beliau mau belajar. Terakhir kali dia sempat tanya tentang akuntabilitas pemerintahan," dia memungkasi. 

Ki Enthus yang juga dalang nyentrik ini, Senin, 14 Mei 2018 petang sekitar pukul 19.15 WIB menghembuskan nafas terakhirnya di usia 52 tahun. 

Pjs Bupati Tegal Sinoeng N Rachmadi mengatakan, pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB, Ki Enthus bersama rombongan berencana akan menghadiri acara pengajian di Desa Argatawang, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. 

Tim dokter RSUD dr Soeselo Slawi memastikan penyebab Bupati Tegal, Petahana, Enthus Susmono meninggal dunia karena riwayat penyakit yang dialaminya. 

Sebelumnya, dirinya sempat bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat di Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong. Kendati demikian, ditengah perjalanan Enthus sempat mengeluh, merasakan nyeri dada dan mual hingga tidak sadarkan diri.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.