Sukses

Mengenang Tragedi Tenggelamnya Kapal Peziarah saat Prosesi Semana Santa

Empat tahun sudah tragedi tenggelamnya kapal peziarah saat upacara prosesi laut Semana Santa. Tragedi 18 April 2014 itu menelan 11 korban jiwa peziarah asal Larantuka.

Liputan6.com, Kupang - Empat tahun sudah tragedi tenggelamnya kapal peziarah saat upacara prosesi laut Semana Santa. Tragedi 18 April 2014 itu menelan 11 korban jiwa peziarah asal Larantuka.

Tewasnya sebelas peziarah tersebut akibat Kapal Motor Nelayan  Bhakti dengan Nomor Lambung 74 terbalik.

Pada Jumat (30/3/2018), umat Lingkungan Kota Rewidho menggelar pembakaran lilin dan tabur bunga di tepi pantai untuk mengenang kejadian tragis dan sebagai bentuk penghormatan para korban, serta memohon perlindungan keselamatan bagi seluruh peserta prosesi.

Yohanes Damian Diaz, Ketua Lingkungan Kota Rewidho Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur mengatakan ritual pembakaran lilin dan tabur bunga ini dilakukan sehari sebelum digelarnya salah satu rangkaian dari prosesi laut Semana Sabta, yakni Tuan Meninu.

Ritual itu diawali dengan upacara ibadat sabda dengan melibatkan orangtua dan keluarga korban. "Semoga arwah mereka diterima di rumah Tuhan," ujar Dami.

Orangtua salah satu korban yang enggan menyebutkan namanya berkisah, empat tahun lalu segenap keluarganya sangat berduka karena kehilangan dua orang anak.

"Kejadiannya tidak disangka-sangka. Tahunya dua anak saya telah tewas," ujar wanita itu.

Sebelas orang  korban yang tewas dalam peristiwa tersebut yakni, Sr. Epifani CIJ, Maria Nogo Werang, Maria Merlin, Lodocikus Antonio Lodo Tukan, Yeremias Gaspar Satria Tukan, Nikolaus Deba Samaria Badin, Donata Dewa Wain, Alfons Juang Dokeng, Josep Antonio Videlis Werang, Maria Kristian Dawa Bethan dan Andreas Kemolo Kleden.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemakaman Korban Kapal Tenggelam

Keharuan tak terbendung ketika peti jenazah keluar dari Gereja Santo Ignatous, Lewolere, Larantuka, Nusa Tenggara Timur, empat tahun lalu.

Kota Renya Rosari, Larantuka, yang biasanya ramai peziarah pun seolah berubah menjadi murung setelah kapal nelayan Bhakti tenggelam dan menewaskan sedikitnya 11 peziarah.

Sebanyak enam jenazah peziarah yang menjadi korban saat prosesi laut semana santa dalam rangka perayaan Jumat Agung dimakamkan bersamaan setelah Misa Requem yang dipimpin Uskup Larantuka Frans Kopong Kung bersama 9 Pastur Concelebran di Gereja Paroki Ignatius.

Ada satu dari enam peti jenazah berisi jasad seorang suster biarawati Katolik bernama Epivani. Ratusan pelayat menitikkan air mata dan berusaha merangkul foto Suster Epivani yang dikenal akrab dengan umat Katolik setempat.

Suster Epivani yang juga Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Larantuka itu semasa hidupnya dikenal sebagai sosok periang dan banyak membantu umat setempat.

Sedangkan, lima korban lain yaitu Andreas Gewo Kleden, Marlin Wangge, Dede Badin, Maria Nogo Werang dan Lodivikus Tukan, dimakamkan di TPU Lewolere.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.