Sukses

Pembunuh Sadis Menyerah karena Tak Tahan Sembunyi di Hutan

AL dan PG, dua pemuda tanggung itu eksekutor pembunuhan tiga orang warga Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Sebelumnya sembunyi di hutan.

Liputan6.com, Jambi - Para pelaku pembunuhan tiga orang warga Desa Kandang, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, akhirnya tertangkap. Terkini, dua orang yang diduga sebagai eksekutor akhirnya menyerah dan ditangkap polisi saat bersembunyi di dalam hutan selama hampir satu bulan.

Kedua pelaku itu ternyata adalah pemuda tanggung. Mereka adalah AL (18) dan PG (19). Keduanya ditangkap pada Rabu, 6 Desember 2017 saat berada di dalam perkebunan kelapa sawit milik warga Tebing Tinggi Uleh di Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo.

Awalnya polisi cukup kesulitan mengendus keberadaan kedua pemuda tersebut. Hampir satu bulan lebih sejak kasus pembunuhan itu terjadi, akhirnya keberadaan AL dan PG berhasil tercium berkat informasi dari warga. Keduanya terakhir kali terlihat mondar-mandir masuk kawasan hutan hingga perkebunan sawit milik warga.

"Saat ini keduanya masih kita proses. Termasuk juga satu orang pelaku lainnya yang sudah lebih dulu ditangkap," ujar Wakapolda Jambi, Kombes Pol Ahmad Haydar, di Jambi, Sabtu (9/12/2017).

Menurut Ahmad, kasus pembunuhan ini merupakan kasus yang cukup menonjol, sehingga penanganannya diambil alih oleh Polda Jambi. Di mana sebelumnya ditangani oleh jajaran Polres Tebo.

Sementara satu orang tersangka lain yang merupakan perempuan berumur 25 tahun berinisial WL juga sudah dibawa ke Mapolda Jambi. WL sebelumnya terlebih dahulu ditangkap saat bersembunyi di salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara pada Kamis, 24 November 2017 lalu.

WL diduga menjadi otak pembunuhan sadis tersebut. Dari informasi yang diperoleh, WL nekat menyuruh AL dan PG dengan imbalan duit Rp 1 juta per orang untuk menghabisi nyawa Dona Sitorus (30) dan anaknya, Niconius Iraldo Simbolon (4), serta Ita Susanti (44).

Padahal, pelaku dan korban sama-sama bekerja di salah satu perusahaan sawit di Kabupaten Tebo.

Kasus ini sempat membuat geger warga setempat. Sebab saat ditemukan di tengah perkebunan sawit, kondisi jenazah korban rusak dan sudah menjadi tengkorak. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Motif Dendam

Sementara dari pengakuan WL, ia nekat merencanakan pembunuhan itu karena didasari dendam. Kepada polisi ia mengaku kerap dikasari oleh korban Dona yang diketahui adalah istri dari salah satu petinggi perusahaan perkebunan sawit tempatnya bekerja.

"Karenanya ia (WL) merasa sakit hati," ujar Kasat Reskrim Polres Tebo, AKP Maruli, beberapa saat usai penangkapan WL.

WL yang dendam kemudian membujuk AL dan PG dengan iming-iming uang agar mau menjadi eksekutor rencana jahatnya. Setelah sepakat, AL dan PG kemudian menghabisi ketiga korban serta membuangnya di dalam kawasan perkebunan sawit.

Dari pengakuan WL pula terungkap, pembunuhan itu terjadi pada 26 Oktober 2017. WL bersama AL dan PG sebelumnya sudah merencanakan dengan matang pembunuhan tersebut. Di mana target utama pembunuhan awalnya adalah korban Dona Sitorus.

Kronologinya, siang hari itu sekitar pukul 13.00 WIB, WL menelepon Dona dengan alasan akan membayar utang. Mereka pun sepakat bertemu di sebuah tempat di Desa Kandang.

Dona awalnya berencana jalan-jalan ke pasar bersama anaknya dan temannya, Ita Susanti. Ketiganya datang menemui WL menggunakan sepeda motor. Saat bertemu WL, tiba-tiba datang dari belakang AL dan PG yang langsung membekap Dona.

Ketiga korban satu per satu dianiaya dan dibunuh menggunakan senjata yang biasa digunakan untuk memanen sawit yang oleh warga setempat biasa yang disebut egrek. Bentuknya mirip sabit panjang dengan gagang yang juga memanjang.

Jasad ketiga korban lalu diangkut menggunakan gerobak sawit lalu dibuang ke perkebunan sawit. Para pelaku yang juga sama-sama pekerja di perkebunan sawit lantas berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan kembali bekerja seperti biasa.

Hingga akhirnya, kasus ini mulai terungkap saat seorang warga Desa Kandang yang juga pekerja perkebunan sawit bernama M Situmorang blusukan untuk memanen sawit pada 6 November 2017. Saat itu, Situmorang mendapati dua sosok mayat yang sudah rusak dan sudah menjadi tengkorak. Warga pun heboh.

 

3 dari 3 halaman

Geger 3 Orang Hilang

Beberapa hari sebelumnya, warga digegerkan dengan hilangnya tiga orang warga Desa Kandang. Mereka adalah Dona Sitorus (30) dan anaknya yang berumur empat tahun bernama Niconius Iraldo Simbolon serta seorang perempuan bernama Ita Susanti (44). Hilangnya tiga orang itu sudah dilaporkan ke aparat kepolisian setempat.

Menurut Kapolres Tebo, AKBP Budi Rachmat, dilihat dari kondisi jasad, diduga sudah meninggal beberapa hari setelah ditemukan. Penyebabnya diduga akibat kekerasan yang diindikasikan dari adanya bekas luka pada dua jasad tersebut.

"Ini terus kami kembangkan dan menunggu hasil visum untuk mengetahui identitasnya. Apakah jasad itu benar warga Desa Kandang yang dilaporkan hilang atau bukan," ujar Budi usai penemuan dua jasad tersebut.

Kecamatan Tebo Tengah di Kabupaten Tebo merupakan salah satu kawasan perkebunan sawit di daerah itu. Hampir di sepanjang kawasannya berdiri ribuan tanaman kelapa sawit milik warga maupun sejumlah perusahaan. Tiga orang yang hilang itu adalah warga sekaligus para pekerja di salah satu perusahaan perkebunan sawit di Kecamatan Tebo Tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.