Sukses

Karyawan Subkontraktor Tewas di Tambang Bawah Freeport

Dua rekan karyawan subkontraktor PT Freeport Indonesia yang tewas ditemukan pingsan di lokasi penemuan korban.

Liputan6.com, Jayapura - Hendry Munardi (50), karyawan PT RUC, ditemukan meninggal dunia di areal PT Freeport Indonesia. Tepatnya di area Biggossan Level 2640 Cross Cut 21 UnderGround.

Kematian Hendry diduga karena menghirup gas beracun, saat bekerja di tambang bawah tanah tersebut. Saat kejadian, Hendry bersama dua rekan kerja lainnya yakni Nofi Rizal Fachrudhin (27) dan Sri Giri Dino Haryanto (38).  

Kapolres Mimika, AKBP Victor Mackbon menuturkan hari ini jenazah karyawan subkontraktor itu akan diterbangkan dengan pesawat udara dari Banda Udara Mozes Kilangin, Timika, menuju Jakarta dan selanjutnya menuju Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Rabu siang ini.

Sementara, mereka yang selamat atas nama Nofi Rizal Fachrudhin S asal Ngawi, Jawa Timur, dan Sri Giri Dino Haryanto asal Lebak, Banten, hingga saat ini kondisinya masih stabil dan menjalani perawatan intensif di RS SOS Tembagapura.

Terkait kejadian itu, aparat kepolisian setempat sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi dan akan segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Tim kami masih menunggu informasi lanjutan dari Tim Departemen Underground PT Freeport apakah lokasi itu sudah steril untuk dilakukan olah TKP. Untuk sementara waktu operasi tambang di area tersebut dihentikan sementara. Sedangkan di area tambang bawah tanah lainnya masih tetap beroperasi seperti biasa," demikian Victor Dean Mackbon.

"Kejadian terjadi sekitar pukul 00.20 WIT, dini hari tadi. Saat kejadian, ketiga korban sempat pingsan dan dua korban lainnya saat ini dalam kondisi sadar. Ketiganya adalah karyawan PT Ruc," kata Victor, Rabu (18/10/2017).

Sesaat setelah kejadian polisi dan Tim Rescue dan Crew Ventilasi PT Freeport Indonesia menguji kadar udara di lokasi kejadian dengan tingkat kadar gas CO melebihi ambang batas yakni 1500 ppm. Sementara, ambang batas maksimal adalah 25 ppm dan karyawan yang berada di lokasi harus dievakuasi.

"Areal lokasi ditemukannya korban, untuk sementara ditutup untuk proses investigasi. Namun, areal tambang lainnya tetap beroperasi," kata Victor menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan PT Freeport

Manajemen PT Freeport Indonesia (FI) menyesalkan terjadinya insiden meninggalnya seorang pekerja perusahaan subkontraktor dari PT RUC yang diduga menghirup gas beracun di lokasi tambang bawah tanah Big Gossan, Rabu dini hari.

"Dengan sangat menyesal manajemen PT Freeport mengumumkan bahwa seorang karyawan kontrak RUC meninggal dunia dan dua rekannya mengalami cedera saat bekerja di tambang Big Gossan tadi malam," kata Juru Bicara PT Freeport, Riza Pratama yang dihubungi dari Timika, dilansir Antara.

Vice President PT Freeport bidang Corporate Communications itu menerangkan bahwa pada saat insiden itu ketiga karyawan PT RUC tersebut tengah mempersiapkan ruang bawah tanah atau lombong (stope) untuk kegiatan produksi.

Mereka ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di tengah jadwal kerja bergilirnya. Lokasi penemuan ketiga pekerja PT RUC tersebut berada di area Big Gossan Level 2640 Cross Cut 21 Under Ground dan selanjutnya tim Mine Rescue segera membawa mereka ke rumah sakit.

"Sangat disayangkan bahwa Hendry Munardi (49) dinyatakan meninggal dunia. Kedua rekannya, Sri Giri Dino Haryanto dan Nofi Rizal Fachrudin saat ini masih berada di bawah pengawasan intensif di Rumah Sakit Tembagapura," kata Riza.

Hendry diketahui meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Ia mulai bekerja di tambang bawah tanah Big Gossan Under Ground PT Freeport sejak Agustus 2017.

"Kami sangat berduka atas kejadian ini, serta menghaturkan ucapan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan," tutur Riza.

Menurut Riza, penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut sedang dilakukan oleh pejabat berwenang dan pihak berwajib.

"Kami mendorong setiap orang untuk tetap fokus, tidak hanya atas keselamatan diri sendiri, tetapi juga atas keselamatan rekan-rekan yang bekerja di sekitarnya," kata Riza.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.