Sukses

Kondisi Terbaru Balita Asal Garut yang Lumpuh Usai Imunisasi MR

Saat masuk RSUD di Garut, Kinanti mengeluh sesak napas, batuk, dan sebagian tubuh mengalami lumpuh layu usia imunisasi MR.

Liputan6.com, Garut - Teka-teki kelumpuhan yang dialami Kinanti Engelika (2,5), pasien asal Kampung Kondangsari, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menderita lumpuh usai divaksin atau imunisasi MR (Measles Rubella) mulai terbuka.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet, Garut, Maskut Farid, menyatakan, Kinanti pertama kali masuk ke rumah sakit pada 4 Oktober 2017. Saat masuk, pasien Kinanti mengeluh sesak napas, batuk, dan sebagian tubuh mengalami lumpuh layu.

Dengan kondisi seperti itu, dokter kemudian mendiagnosis penyakit yang diderita balita tersebut. Hasilnya, Kinanti diagnosis menderita infeksi paru-paru, sehingga dokter pun memberi resep obat IVIG (imunoglobulin intravena) kepada pasien.

"Obat itu hanya tersedia di faskes tingkat tiga seperti di RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung). Lalu disarankan untuk dirujuk ke RSHS, tapi kondisi ruang PICU RSHS sedang penuh," ucap Maskut, Kamis, 12 Oktober 2017.

Maskut menjelaskan, berdasarkan keterangan ibunya, Kinanti pertama kali divaksin pada 15 September di Posyandu Cibatu, dalam keadaan sehat dan tidak mengalami demam. Namun, lima hari kemudian, saat bangun tidur Kinanti terjatuh. Kedua kakinya lemah dan tak bisa berjalan.

Saat diperiksa di Intan Husada, Kinanti didiagnosis menderita lumpuh layu. "Lalu disarankan rawat inap dan berkonsultasi dengan spesialis saraf. Tapi, orangtuanya menolak dirawat karena alasan biaya," katanya.

Setelah itu, Kinanti baru mendapatkan perawatan dari pihak RSUD dr Slamet dengan pelayanan optimal. Sebab, kondisi pasien yang lumpuh usai imunisasi MR itu  membutuhkan tindakan lanjutan, hingga akhirnya ditempatkan di ruang ICU.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ruang PICU RSHS Penuh

Namun, akibat minimnya fasilitas, pihak RSUD dr Slamet kemudian menghubungi RSHS Bandung dengan harapan mendapatkan perawatan lebih optimal. "RSHS sudah bersedia menerima Kinanti, hanya saja ruang PICU masih penuh. Jika ingin dirujuk pun akan dirawat di IGD RSHS sambil menunggu PICU kosong," ujar Maskut.

Namun, ia membantah kabar bahwa lembaganya enggan memberikan rujukan ke RSHS Bandung. Ia mengaku, lembaganya justru telah menyodorkan surat pernyataan untuk dirawat di IGD RSHS, tapi keluarga pasien menolak dengan alasan ingin masuk ruang PICU.

Setelah di ICU RSUD dr Slamet, hasil pemeriksaan terakhir menunjukkan kondisi Kinanti sudah membaik. "Masa kritisnya sudah lewat, pemberian obat IVIG pun sudah tidak diperlukan lagi," katanya.

Sebelumnya, pasien Kinanti diduga lumpuh setelah mendapat imunisasi MR. Ai Lisna (32), ibu kandung Kinanti menduga, kelumpuhan anaknya disebabkan imunisasi vaksin MR tersebut karena sebelumnya anaknya tampak sehat dan riang.

Kini, usai mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU RSUD dr Slamet, Garut, kondisi Kinanti terus menunjukan perbaikan. Bagian tangannya sudah bisa digerakkan, meskipun Ai Lisna mengakui kedua kaki anaknya masih mengalami kelumpuhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.