Sukses

Warga Miskin Surabaya Gratis Biaya Pemakaman

Biaya yang dibutuhkan untuk rangkaian pemakaman anggota keluarga bisa mencapai Rp 800 ribu.

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, akan menanggung seluruh biaya pemakaman bagi warga miskin yang meninggal dunia di Kota Pahlawan. Program sosial ini menjawab keluhan warga miskin merasa keberatan dengan relatif banyaknya biaya untuk pemakaman anggota keluarganya.

Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Agustin Poliana menyebut biaya yang dibutuhkan tidak cukup Rp 200 ribu untuk retribusi galian dan pemeliharaan. Biaya yang dikeluarkan bisa lebih besar lagi untuk membeli perlengkapan, seperti papan, batu nisan, dan upah penggali makam.

"Total mengeluarkan Rp 800 ribu untuk keluarga miskin yang meninggal dunia," katanya, Rabu (23/8/2017), dilansir Antara.

Agustin mengatakan bahwa bantuan tersebut untuk warga miskin yang rata-rata tidak mempunyai penghasilan tetap, kemudian hidupnya susah. Pemerintah kota lewat pembahasan KUA PPAS 2017 perubahan menganggarkan melalui belanja program.

Ia menambahkan, anggaran pemakaman gratis bagi keluarga miskin pada tahun ini untuk lima bulan ke depan. Berdasarkan data, pada tahun lalu, jumlah orang yang meninggal dunia di Kota Surabaya sebanyak 900 orang.

Agustin memperkirakan dari jumlah itu sekitar 10 persen adalah keluarga miskin. "Kalau 10 persen saja, yang di-cover sekitar 80-an," katanya.

Karena program ini baru permulaan, dalam KUA PPAS 2017 perubahan, pemerintah kota mengalokasikan dana sekitar Rp 280 juta. "Sebanyak 80 orang meninggal dikalikan lima bulan dikalikan Rp 800 ribu," katanya.

Mekanisme untuk mendapatkan biaya pemakaman gratis, pihak keluarga meminta surat keterangan tidak mampu (SKTM) kepada RT, RW, kemudian diteruskan ke kelurahan atau kecamatan hingga Dinas Sosial.

"Begitu tidak mampu berdasarkan SKTM langsung diambil alih Dinsos," katanya.

Agustin mengatakan bahwa bantuan sosial tersebut tidak berupa uang, tetapi belanja program yang ditangani Dinas Sosial Sosial. Untuk itu, dia berharap bantuan pemakaman gratis bermanfaat bagi warga yang kondisinya berada di garis kemiskinan.

"Nanti akhir tahun akan kami evaluasi dan ada penambahan pada APBD Surabaya 2018," katanya.

Saksikan video menarik di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Santunan Rp 1 Juta untuk Orang Meninggal Dunia

Soal program sosial terkait orang meninggal, kebijakan serua juga ada di daerah lain. Pemerintah Kabupaten Batang membuat kebijakan bahwa setiap warga Batang yang meninggal dunia akan mendapat santunan kematian Rp 1 juta. Program kebijakan santunan tersebut rencananya akan dilaksanakan September 2017 mendatang.

"Program santunan kematian akan kita uji coba yang masuk dalam anggaran perubahan, dalam uji coba ini santunan diperuntukkan bagi orang miskin, tapi ke depan kalau memang APBD kita mampu bisa semuanya mendapatkan," ucap Wakil Bupati Suyono saat menghadiri pengajian selapanan Selasa Wage di Desa Kalangsono, Kecamatan Banyuputih, Selasa malam 18 Juli 2017.

Ia menambahkan, santunan kematian ini merupakan program Bupati Wihaji dan Suyono dalam kampanyenya. Hal ini sebagai bentuk penghargaan Pemerintahan Kabupaten Batang untuk masyarakat yang telah patuh dalam membayar pajak.

"Selain santunan kematian kita juga akan memberikan apresiasi kepada ketua RT, yaitu tunjangan kesejahteraan, uang ketupat atau tunjangan kesejahteraan bagi guru madrasah diniah (madin) dan TPQ yang semula mendapat Rp 600 ribu menjadi Rp 1,2 juta," dia menambahkan.

Menurut dia, kenaikan insentif guru madin dan TPQ menjadi prioritasnya sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada guru madin yang ikut berjuang mencerdaskan anak bangsa, dengan mendidik generasi yang Qurani dan ber-akhlakulkarimah, serta membentengi anak bangsa dari kerusakan akhlak.

Untuk lebih memberikan pelayanan masyarakat, program Pemkab Batang lainnya adalah memberikan satu desa satu unit mobil layanan kesehatan.

"Ini untuk memberikan kemudahan rakyat saya untuk mendapat layanan kesehatan dengan letak geografis jauh," katanya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.