Sukses

Kronologi Pemukulan Pengemudi Taksi Online oleh Sopir Angkot

Saat itu, ada dua taksi online yang hendak mengambil penumpang. Namun satu pengemudi taksi online kabur dan tak jadi mengambil penumpang.

Liputan6.com, Cirebon - Polisi tengah menyelidiki kasus pemukulan pengemudi taksi online yang dilakukan oleh sopir angkot. Insiden itu sebagai buntut dari aksi mogok sopir angkot di Jalan Raya Tengah Tani, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan keterangan salah satu sopir angkot GP, Nurdin, insiden pemukulan terjadi lantaran pengemudi taksi online kedapatan membawa penumpang. Para sopir angkot kemudian membuntuti korban.

"Pengemudi taksi online lagi bawa penumpang di kawasan Batik Cirebon Plered. Diikutin sama teman sopir GP pas diketahui benar, dia diberhentikan. Nah setelah itu saya tidak tahu lagi karena saya pergi," sebut Nurdin kepada wartawan.

Saat itu, ada dua taksi online yang hendak mengambil penumpang. Namun, satu taksi online yang menggunakan mobil Avanza tidak jadi mengangkut penumpang.

Sementara taksi online lain yang menggunakan mobil Toyota Innova bernama Taufik mengambil penumpang dan berhasil dibuntuti oleh sopir angkot. Di lokasi pemukulan, korban kemudian dipaksa menurunkan penumpang dan dipukuli oleh para sopir angkot GP tersebut.

Warga yang menyaksikan, berusaha melerai aksi para sopir angkot yang memukuli korban. Para pelaku kemudian membawa paksa korban ke kantor polisi. 

Dia menyayangkan para sopir transportasi online baik roda dua maupun roda empat masih beroperasi. Sebab, dari hasil audiensi disepakati agar semua transportasi baik online maupun konvensional tidak beroperasi dulu hingga keluar peraturan dari Pemprov Jabar.

Lebih baik sama-sama menghargai kalau kita yang angkot tidak beroperasi yang online juga jangan beroperasi. Lahan rezeki kita diambil," sebut dia.

Nurdin mengaku, keberadaan taksi dan ojek online membuat pendapatan sopir angkot jurusan GP juga menurun. Selain itu, kemarahan sopir angkot terhadap taksi online juga tidak sesuai prosedur yang berlaku.

"Kita bayar pajak kemudian ikut juga uji KIR dan untuk biaya trayek saja mahal. Sementara taksi online tidak seperti itu dan sekali narik bisa lima penumpang dan lebih nyaman karena di AC. Angkot tidak bisa," aku dia.

Kapolsek Weru, Kompol Dardak mengaku sempat membawa korban ke rumah sakit untuk divisum sebelum dimintai keterangan. Dari hasil keterangan sementara, korban merupakan pengemudi taksi online.

"Korban yang saya lihat hanya berdarah di bagian hidung, namun untuk hasil visum nanti akan ditindaklanjuti di Polsek Kedawung karena kejadian di wilayah hukum Polsek Kedawung," kata Dardak.

Dia mengatakan, saat menerima laporan pemukulan, polisi langsung ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP. Korban, kata dia, mengaku sopir taksi online dan sebelum kejadian tengah membawa penumpang.

Dia mengaku masih mengumpulkan keterangan saksi agar kasus tersebut dilimpahkan ke Polsek Kedawung untuk ditindaklanjuti. "Pelaku sampai saat ini masih perorangan dan belum dapat diidentifikasi. Setelah hasil pengumpulan keterangan lengkap, kami akan limpahkan ke Polsek Kedawung," ujar dia.

Dardak pun mengimbau agar para pengemudi taksi online maupun konvensional agar sama-sama menahan diri. Dia meminta agar para penyedia jasa transportasi konvensional untuk beraktivitas seperti biasanya.

"Tetap angkot beraktivitas layani masyarakat pengguna jasa angkot sementara yang online juga menahan diri agar tidak terjadi gesekan antara pengemudi angkutan konvensional dan online," ujar dia

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.