Sukses

Lagi, Penambang Emas Liar Tewas di Jambi

Kejadian paling heboh adalah tewasnya 11 penambang emas liar di Kabupaten Merangin akibat tertimbun di dalam lubang tambang.

Liputan6.com, Jambi - Aktivitas penambangan emas liar di Provinsi Jambi kembali memakan korban jiwa. Seorang penambang bernama Warsun (40) ditemukan tak bernyawa di salah satu lubang penambangan di Desa Rantau Gedang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Jambi pada Sabtu, 1 April 2017, sekitar pukul 08.30 WIB.

Berdasarkan informasi, Warsun merupakan perantauan asal Pulau Jawa tepatnya dari Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Yansah (30), salah seorang warga Sarolangun mengatakan sebelum kejadian, Warsun bersama para penambang lainnya baru saja memulai aktivitas mencari emas.

"Namun belum lama bekerja, dia (korban) terpeleset dan jatuh ke dalam lobang penambangan. Ia diduga tewas karena tidak bisa berenang," ujar Yansah di Sarolangun, Senin (3/4/2017) pagi.

Oleh warga, korban langsung dievakuasi dan jenazahnya langsung dikirim ke pihak keluarga di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kapolsek Bathun VIII Iptu Ahmad Faisal membenarkan kejadian tersebut.

"Saat ini kami masih dalam penyelidikan atas kejadian tersebut," ucap Ahmad.

Aktivitas penambangan emas liar memang marak di Provinsi Jambi. Hampir merata di sepanjang arus sungai Batanghari. Seperti di Kabupaten Bungo, Merangin dan Sarolangun.

Pada 15 Februari 2017 lalu, seorang penambang emas juga tewas saat menambang di sungai. Korban bernama Samoel (45), warga Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin. Ia ditemukan tewas di dasar sungai saat menyelam mencari butiran emas pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB.

Kematian Warsun dan Samoel menambah daftar panjang para tumbal penambangan emas liar di Jambi. Kejadian paling heboh adalah meninggalnya 11 penambang liar di Merangin pada akhir 2016 lalu. Pemprov Jambi mencatat, sepanjang 2016 sudah ada 22 korban meninggal dunia akibat penambangan emas liar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.