Sukses

Pelajar SMK Tertancap Anak Panah Berkarat Tak Bisa Ikut UN

Pelajar SMK yang tertancap anak panah berkarat itu belum diketahui bisa ikut ujian nasional (UNBK) susulan atau tidak.

Liputan6.com, Cirebon - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon memastikan tidak bisa membantu Dery (18), siswa SMK Bakti Persada Jamblang Kabupaten Cirebon yang tertancap anak panah rakitan untuk ikut Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang digelar pada Senin (3/4/2017).

Kepala Disdik Kabupaten Cirebon Asdullah menyatakan tidak bisa membantu Dery untuk ikut UNBK karena regulasi UU 23 Tahun 2016 tentang Pemerintah Daerah yang salah satu isinya menyebutkan pengelolaan SMA dan SMK diambil alih oleh Pemprov Jabar.

"Nanti saya dianggap melangkahi itu kan sudah jadi tupoksinya Pemprov Jabar. Saya harus bagaimana lagi karena UNBK tingkat SMA dan SMK bukan dikelola pemda lagi," kata dia, Minggu, 2 April 2017.

Asdullah mengakui kondisi yang terjadi pada Dery selayaknya mendapatkan kebijaksanaan dari pemerintah di tengah persiapan pelaksanaan UNBK. Disdik Kabupaten Cirebon juga tidak bisa berbuat banyak lantaran tidak ada harapan Dery untuk mengikuti UNBK sesuai jadwal.

Atas kondisi tersebut, Disdik Kabupaten Cirebon akan mengarahkan Dery untuk mengikuti program paket C. Dia berharap kondisi Dery semakin membaik dan Pemprov Jabar dapat memberikan kebijakan kepada siswa yang terkena musibah menjelang pelaksanaan UNBK.

"Paling solusinya saya arahkan untuk mengikuti program Paket C, nggak tau bisa ikut susulan atau tidak itu kewenangan Provinsi," ujar dia.

Sebelumnya, nasib sial menimpa Dery (18), pelajar SMK swasta di Kabupaten Cirebon yang harus dirawat khusus pihak Rumah Sakit Arjawinangun Kabupaten Cirebon lantaran keningnya terkena anak panah rakitan usai pulang sekolah.

Pelajar kelas 3 asal Desa Tegalkarang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon tersebut terkena anak panah rakitan yang ujungnya dipasang paku tajam. Dery pun mengaku tak berdaya saat anak panah rakitan menancap dikeningnya.

Wakil Direktur RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon Bambang mengatakan, Dery terkena anak panah rakitan di bagian kening sebelah kanan. Ujung anak panah yang menancap di kening Dery adalah paku yang berkarat.

Dia mengatakan, dari hasil operasi, anak panah yang menancap di kening sebelah kiri Dery menembus tulang tengkorak sampai ke otak. Dengan kondisi anak panah berkarat yang menancap di kening, Dery berisiko terkena radang otak atau meningitis.

"Ada resiko yang paling memungkinkan akan terkena radang otak atau meningitis, karena benda asing tersebut langsung nembus ke selaput otak," ujar dia.

Dia mengatakan, sejak masuk IGD sampai operasi, Dery masih dalam kondisi sadar. Dokter rumah sakit akan mengobservasinya lebih lanjut tentang risiko meningitis yang dialami Dery.

"Tidak ada organ yang rusak. Mudah-mudahan fungsi otak Dery tidak sampai terganggu akibat tancapan benda asing berkarat di dahi anak tersebut. Menurut dokter yang mengoperasi, paku menancap di dahi tapi sebelah kanan," tutur dia.

Sementara itu, ayah korban, Surian menuturkan, kejadian yang menimpa sang anak terjadi pada Jumat, 31 Maret 2017 lalu. Saat itu, Dery tengah mengikuti istighosah menjelang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan digelar hari ini.

"Anak saya tidak pendendam anak baik bahkan tidak punya musuh. Siang itu saya ditelepon pihak rumah sakit mengabarkan kondisi anak saya dan langsung berangkat. Pas dilihat parah sekali," ujar Surian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini