Sukses

Melihat Prosesi Ritual Gerebeg Syawal, Tradisi Ratusan Tahun di Keraton Kanoman Cirebon

Di pintu pesanggrahan, keluarga Kesultanan Kanoman Cirebon beristirahat sejenak untuk berdoa dan makan bersama di pintu pesanggrahan.

Liputan6.com, Cirebon - Kawasan kompleks Makam Sunan Gunungjati Cirebon masih dipadati para peziarah dalam suasana lebaran. Selain menikmati wisata religi, mereka menunggu prosesi rangkaian acara tradisi Gerebeg Syawal 2024.

Tradisi yang dilakukan keluarga Kasultanan Kanoman Cirebon tersebut sudah berjalan ratusan tahun lalu. Grebeg Syawal menjadi salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan keluarga keraton di Cirebon.

Mereka mengunjungi makam para leluhur mereka di kompleks makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Dalam tradisi ini, hanya keluarga keraton keturunan langsung yang boleh masuk berziarah ke makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Prosesi Grebeg Syawal dimulai dari keluarga Kesultanan Kanoman Cirebon memasuki beberapa pintu. Mereka memulai tradisi dari Bangsal Pasujudan, kemudian keluar melalui pintu Penganten hingga berakhir dan istirahat di bangsa Pesanggrahan.

Di pintu pesanggrahan, keluarga Kesultanan Kanoman Cirebon beristirahat sejenak untuk berdoa dan makan bersama di pintu pesanggrahan. Setelah itu, mereka berbagi rejeki dengan tradisi surak atau menabur koin kepada warga yang datang ikut Grebeg Syawal.

"Ini kegiatan rutin tahunan yang diadakan Kesultanan Kanoman dan keluarga besar Kanoman. Kami memohon maaf apabila ada kekurangan dalam rangkaian Grebeg Syawal ini," juru bicara Kasultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina, Rabu (17/4/2024).

Pada kegiatan tersebut, Patih Kasultanan Kanoman Cirebon Pangeran Raja Moch Qodiran memimpin jalannya ritual tersebut. Arimbi mengatakan keluarga Kesultanan Kanoman mendoakan keselamatan, kesehatan dan keamanan seluruh umat di dunia.

Ia berharap tradisi tersebut agar tetap menjadi warisan leluhur yang terus dilestarikan. Sementara itu, para peziarah rela menunggu sejak pagi hari hanya demi ikut acara gerebeg syawal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rasa Syukur

"Sudah tradisi dan turun temurun kami tiap tahun juga ke sini khususnya ketika geregeg syawal yang digelar Keraton Kanoman Cirebon," ujar salah seorang pengunjung. Agung.

Pada rangkaian grebeg syawal tersebut, Agung maupun pengunjung yang lain rela menunggu rombongan keluarga keraton kanoman Cirebon.

Mereka rela menunggu momen keluarga Keraton Kanoman Cirebon berbagi rezeki dengan melemparkan uang koin dan membagi makanan kepada peziarah.

"Kalau orang-orang meyakini berkah ya namanya juga warisan tradisi," katanya.

Budayawan Cirebon Mustaqim Asteja mengatakan kegiatan tradisi tersebut merupakan turun temurun dilakukan oleh keluarga Kasultanan Kanoman Cirebon.

"Grebeg syawal intinya tradisi ziarah bersama-sama dipimpin oleh Sultan Kanoman bersama famili, kerabat dan masyarakat setempat. Berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati sebagai leluhur Cirebon," ujar Mustaqim.

Dia menjelaskan, esensi dari Gerebeg Syawal adalah wujud rasa syukur masyarakat Cirebon setelah berpuasa di bulan ke 9 bulan Ramadan. Disempurnakan dengan enam hari puasa di bulan Syawal.

Grebeg Syawal, kata dia, sebagai bagian dari bakti anak kepada orang tua yang sudah membesarkan anak cucu.

"Esensi lain yaitu zikir maut kita mengingat mati dan jasa besar leluhur kita ketika membangun Cirebon yang patut menjadi tauladan bagi anak cucu dan masyarakat Cirebon secara umum. Jadi ibarat bayi baru lahir kembali suci kembali fitri," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.