Sukses

Kain Tenun Cantik Ini Dibuat dengan Rumus Berhitung

Dahulu, kain tenun lagosi terbuat dari bahan dasar sutera.

Liputan6.com, Jakarta Kain tenun lagosi dari Sengkang, Kabupaten Wajo wajib dipakai para remaja putri hingga ibu rumah tangga di Sulawesi Selatan (Sulsel) saat Hari Raya Idul Fitri. Kain tenun yang memiliki ciri motif bunga serta corak warna mencolok ini bisa membuat siapa saja yang mengenakannya terlihat cantik dan mewah.

Warga Kota Sengkang yang juga penjual kain tenun lagosi di Makassar, Andi Panca (65) mengatakan, banyak orang dari luar kotanya datang untuk berburu kain yang juga dikenal dengan nama lipa sabbe lagosi itu.

"Warna kain yang terang dan ciri khas motif bunga menjadikan lipa sabbe lagosi menjadi barang mewah dan indah jika digunakan di perayaan Lebaran, sehingga wajar menjadi incaran jelang Lebaran ini," kata Panca kepada Liputan6.com di Makassar, Sulsel, Rabu (22/6/2016).

Lipa sabbe lagosi, kata Panca, merupakan kerajinan masyarakat Desa Lagosi Kecamatan Pammana yang letaknya berada di satu sudut Kota Sengkang.

"Lipa sabbe lagosi punya ciri khas yang mudah dikenal, yakni motif bunga dan warna kain yang terang. Selain itu kualitas tenunannya juga sangat baik. Jadi meski juga dibuat oleh desa lain di Kabupaten Wajo tapi yang terkenal itu hanya Desa Lagosi," terang Panca.‎‎

Proses pembuatan motif  kain tenun ini tak jauh beda dengan teknik pembuatan kain songket. Perbedaannya hanya terletak pada bahan serta motif yang oleh Suku Bugis disebut bunga loppo.

"Perbedaan dengan kebanyakan kain songket memakai benang emas atau perak untuk membuat motifnya, sementara lipa sabbe lagosi justru memakai benang yang sama dengan bahan dasarnya tetapi dengan warna yang berbeda, sesuai motif bunga yang dikehendaki," ungkap Panca.

Pakai Rumus

Dahulu, kain tenun lagosi terbuat dari bahan dasar sutera. Sehingga wajar jika harganya hampir selangit.

"Lipa sabbe lagosi menjadi salah satu tolak ukur status sosial bagi pemakainya. Ini dapat dimaklumi karena selain bahan dasarnya yang memang terbilang mahal, juga karena kerumitan dalam pembuatan motifnya yang tentunya membutuhkan ongkos tinggi untuk pembayaran upah pengerjaannya," ujar Panca.‎

Motif bunga dibuat dengan cara menyelipkan satu persatu benang sesuai warna yang diinginkan pada kain dasar. Tak asal, untuk menyelipkan benang ini harus memakai rumus atau hitungan tersendiri.

Hitungan dilakukan secara teliti agar tak salah menyelipkan benang motif agar sesuai dengan hasil yang diinginkan.

"Tidak seperti kebanyakan penenun motif lainnya yang kadang bercanda disela-sela kegiatan menenun mereka. Penenun kain lagosi ini akan serius menenun sambil menghitung helai demi helai benang yang dirangkai untuk membuat motif," tutur dia.

"Sebab jika salah dalam menghitung, maka motif atau bunga yang akan dibuat dipastikan cacat," ucap Panca.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini