Sukses

Penjara di AS Dituntut untuk Sediakan Makanan Ramadhan bagi Napi Muslim

Sebuah penjara di negara bagian Virginia, AS, telah setuju untuk menyediakan makanan sahur dan berbuka bagi seorang narapidana Muslim.

Liputan6.com, Virginia - Sebuah penjara di negara bagian Virginia, AS, telah setuju untuk menyediakan makanan sahur dan berbuka bagi seorang narapidana Muslim selama bulan Ramadhan.

Keputusan itu muncul minggu ini menyusul gugatan yang diajukan bersama oleh Muslim Advocates dan American Civil Liberties Union di Virginia atas nama Dwayne Law, Jr, seorang narapidana di fasilitas tersebut.

Pada hari Rabu kedua kelompok hak-hak sipil menolak keluhan mereka dengan Baskerville Correctional Centre, yang sekarang telah setuju untuk memasok makanan yang sesuai dengan Ramadhan, demikian seperti dikutip dari the New Arab, Sabtu (30/4/2022).

Menurut sebuah pernyataan oleh Muslim Advocates, pada 7 April, Law dipindahkan ke penjara, di mana ia awalnya diberi makanan pada jam non-siang hari.

Namun, pada 17 April, fasilitas itu berhenti mengakomodasi persyaratan waktu makan Ramadhan karena telah mendokumentasikan izinnya secara tidak benar untuk mematuhi kebiasaan Muslim.

Seorang petugas pemasyarakatan dilaporkan mengatakan Law bukan seorang Muslim sejati, meskipun ia tidak berwenang untuk menentukan status agama orang lain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemenangan bagi Kebebasan Beragama

Perjanjian itu adalah kemenangan pahit bagi Law dan untuk kebebasan beragama, kata rekan hukum Muslim Advocates Chris Godshall-Bennett dalam sebuah pernyataan publik.

"Mengizinkan Law untuk bergabung dengan sesama Muslim yang menerima makanan selama jam Ramadhan adalah tumpangan yang mudah bagi Baskerville dan fakta bahwa mereka menolak untuk melakukannya sampai kami campur tangan adalah sebuah tragedi.

"Law adalah inspirasi dan kami berharap pilihannya yang berani untuk berbicara mengingatkan Baskerville dan Departemen Pemasyarakatan Virginia bahwa bangsa sedang menonton dan mereka harus menghormati hak-hak orang-orang dalam perawatan mereka," tambah Godshall-Bennett.

Eden Heilman, direktur hukum ACLU Virginia berbagi pernyataan yang mengingatkan publik betapa umum skenario ini di seluruh AS.

"Apa yang terjadi di Baskerville dimainkan setiap hari di penjara-penjara di seluruh negeri dan kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan hak-hak kebebasan beragama orang-orang yang dipenjara dihormati," tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Ramadhan di AS bagi Mahasiswa Muslim Indonesia

Menjalankan ibadah puasa Ramadhan jauh dari kampung halaman atau Tanah Air Indonesia menjadi pengalaman tersendiri. Berikut ini sejumlah cerita dari warga negara Indonesia (WNI) di AS yang menjalankan puasa Ramadhan 2022 di negeri orang, tepatnya Negeri Paman Sam, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (26/4/2022).

Tahun ini adalah pertama kalinya WNI Imam Kurniawan menjalankan puasa Ramadhan di Amerika Serikat. Imam, mahasiswa S2 jurusan pekerjaan sosial di New York University, mengaku merasa beruntung karena tinggal tak jauh dari masjid Al-Hikmah yang didirikan oleh komunitas Indonesia di Queens, New York.

"Bapak itu selalu bilang, cari apartemen yang dekat masjid," cerita Imam Kurniawan kepada VOA belum lama ini.

Kesibukan Imam sebagai mahasiswa terkadang membuatnya harus berada di kampus seharian. Namun, mahasiswa kelahiran Lampung ini tidak perlu khawatir dalam mencari tempat ibadah. Pasalnya, New York University atau NYU di New York menyediakan tempat beribadah bagi mahasiswa dari beragam agama.

"Kalau mau shalat Jumat atau lagi Ramadhan ini shalat Tarawih, atau lagi Ramadhan ini ada iftar bersama saya bisa milih gitu, saya mau di masjid Al-Hikmah yang Indonesia dekat dengan apartemen, atau misalkan lagi sibuk atau lagi ngerjain tugas dan harus di kampus, saya bisa di kampus," ujar Imam Kurniawan kepada VOA belum lama ini.

Universitas ini bahkan memiliki pusat Islam dengan ruangan yang dapat digunakan untuk beribadah oleh mahasiswa muslimnya. Berbagai kegiatan seperti pengajian dan ceramah, khususnya sebelum waktu berbuka puasa kerap dilakukan.

"Ada azan yang berkumandang (red.di gedung pusat islam) dan Alhamdulilah, di kampus tuh benar-benar seluruh keyakinan terakomodasi secara baik dan tidak ada gangguan," jelas Imam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.