Sukses

Tata Cara Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan, Lengkap Bacaan Niat dan Syaratnya

Itikaf berarti berdiam diri di masjid disertai dengan niat.

Liputan6.com, Jakarta Tata cara itikaf di malam terakhir bulan Ramadhan perlu diketahui oleh setiap umat muslim yang ingin menjalankannya. Umat muslim melaksanakan iktikaf di masjid dengan ibadah, bermuhasabah, introspeksi diri, dan mendekatkan diri ke Allah SWT.

Secara terminologi, itikaf berarti berdiam diri di masjid disertai dengan niat. Tujuannya adalah beribadah kepada Allah SWT, khususnya ibadah yang biasa dilakukan di masjid. Untuk dapat memaksimalkan itikaf, anda dapat melakukannya dengan sholat wajib atau sunnah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan lain sebagainya.

Mengerjakan itikaf pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan lebih diutamakan dibanding pada waktu-waktu yang lain. Hal ini karena dapat menggapai keutamaan Lailatul Qadar yang waktunya tidak bisa diprediksi secara pasti. 

Berikut Liputan6.com ulas mengenai tata cara itikaf di 10 malam terakhir Ramadhan beserta bacaan niat dan syaratnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/4/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tata Cara Iktikaf

Berikut panduan dan tata cara Itikaf yang perlu kamu perhatikan:

Rukun itikaf

1. Niat.

Adapun niat saat mengerjakan itikaf adalah seperti berikut:

Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala

Artinya: “ Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala”

2. Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah sholat.

3. Masjid sebagai tempat itikaf. Maka tidak sah apabila itikaf di mushola dan ribath atau pesantren.

4. Orang yang beritikaf.

Syarat itikaf

1. Beragama Islam

2. Berakal sehat

3. Bebas dari hadas besar.

Hal-hal yang membatalkan itikaf

1. Berhubungan suami-istri,

2. Mengeluarkan sperma,

3. Mabuk yang disengaja,

4. Murtad,

5. Haid, selama waktu itikaf cukup dalam masa suci biasanya,

6. Nifas,

7. Keluar tanpa alasan,

8. Keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda,

9. Keluar disertai alasan hingga beberapa kali, padahal keluarnya karena keingingan sendiri.

Adab saat mengerjakan Itikaf

1. Berdoa.

2. Membaca dzikir.

3. bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

4. Membaca Al-Qur’an ataupun hadis.

6. Jangan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan tidak bermanfaat.

7. Mengharap ridho dari Allah disertai niat yang bersih.

8. Sedikit makan, minum, dan tidur agar lebih khusyu’.

9. Menjaga kebersihan dan kesucian diri serta tempat itikaf.

3 dari 4 halaman

Tata Cara Itikaf Perempuan

Tidak hanya kaum pria saja, wanita pun juga diperbolehkan untuk beritikaf. Hal ini terlihat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengizinkan istri beliau untuk beritikaf. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beritikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus itikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beritikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.” (HR. Bukhari).

Dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, apabila seorang perempuan muslim ingin itikaf di rumah juga diperbolehkan. Seperti yang dijelaskan oleh Nahdlatul Ulama berikut ini bahwa itikaf bisa dilakukan di ruangan yang dikhususkan untuk sholat yang terdapat di rumah masing-masing. Melaksanakan ibadah i`tikaf di ruangan dalam rumah yang dikhususkan untuk sholat hukumnya boleh dan sah dilakukan bagi perempuan menurut pandangan Imam Abu Hanifah dan qaul qadim (pendapat lama) Imam Syafi`i. Melaksanakan iktikaf di ruangan khusus untuk sholat yang terdapat di rumah merupakan persoalan khilafiyah atau ada ragam pendapat.  Seluruh ulama sepakat bahwa secara hukum asal, ibadah i’tikaf itu hukumnya sunnah. Dan bisa berubah menjadi wajib, manakala seseorang bernadzar untuk melakukannya.

4 dari 4 halaman

Keutamaan Itikaf di Bulan Ramadhan

Sebagai suatu amalan yang sangat dianjurkan di bulan ramadan, Itikaf memiliki banyak keutamaan. Keutamaan Itikaf yang didapatkan oleh manusia yang mengerjakannya akan sangat berguna baginya, bahkan menjadi bekal pahala yang besar. Berikut keutamaan yang didapatkan dari Itikaf, antara lain:

1. Dihapusnya dosa dan digantikannya dengan kebaikan

Keutamaan yang pertama ialah dihapuskannya dosa-dosa di masa lampau kemudian digantikannya dengan banyak kebaikan. Tentu saja penghapusan dosan merupakan pahala yang selalu diidamkan oleh manusia karena setiap manusia pasti memiliki banyak dosa yang bisa menghambatnya menuju surga. Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah,

“Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah menjelaskan berkaitan dengan orang yang beriktikaf: “Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan.”

2. Pahala mengerjakan Itikaf digambarkan seperti pahala haji dan umrah

Siapa sangka mengerjakan Itikaf mengandung pahala yang begitu besar bahkan digambarkan seperti pahalanya orang yang tengah melaksanakan ibadah haji dan umrah. Diriwayatkan dalam Hadis Baihaqi,Rasulullah bersabda,

"Barang siapa itikaf 10 hari di dalam bulan Ramadan maka (dapat pahala) seperti orang yg dua kali haji dan dua kali umrah."

3. Berkesempatan mendapatkan malam Lailatul Qadar

Rasulullah SAW beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat pada Allah SWT, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.