Sukses

Temui Tokoh Muslimat NU Blitar, Atikoh Ganjar Meminta Doa Ini

Istri capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi ke kediaman Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Blitar Nyai Hj Masluchi Saifulloh di Modangan, Nglegok, Blitar, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024).

Liputan6.com, Jakarta Istri capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi ke kediaman Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Blitar Nyai Hj Masluchi Saifulloh di Modangan, Nglegok, Blitar, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024).

Adapun, silaturahmi dilakukan Siti Atikoh ke kediaman Nyai Hj Masluchi Saifulloh di sela-sela melaksanakan safari politik di Jawa Timur dengan mengunjungi Probolinggo dan Blitar.

Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar bersama rombongan kemudian dipersilakan memasuki area rumah.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu selama silaturahmi membahas beberapa hal ringan seperti kopi dan makanan lokal.

Silaturahmi berlangsung hangat meski hujan mengguyur area Modangan. Sesekali Atikoh berbicara dengan Nyai Hj Masluchi Saifulloh, lalu keduanya tertawa.

Tampak sejam Atikoh berada di kediaman Nyai Hj Masluchi Saifulloh.

Dia kemudian memohon pamit untuk bersilaturahmi dan makan malam bersama kiai dan nyai di Kampung Coklat, Plosorejo, Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat malam.

Atikoh mengaku sengaja datang ke kediaman Nyai Hj Masluchi Saifulloh demi bersilaturahmi dan memohon doa demi kebaikan bangsa ke depan.

"Silahturami, ya, dengan beliau, karena beliau itu tokoh yang luar biasa di Kabupaten Blitar ini. Mohon doanya juga, juga didoakan agar bangsa dan negara ini makin sejahtera, damai semuanya, dalam kondisi yang baik-baik saja," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kembali Singgung soal Akhlak dan Etika di Probolinggo

Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengungkap, nilai menjaga etika dan akhlak sangat penting dalam menjalankan kehidupan bersosialisasi di masyarakat.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri istigasah bersama ratusan santri dan satriwati di Pondok Pesantren Tarbiyatus Salafiyah, Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (25/1/2025) malam.

Menurut Atikoh, nilai-nilai tersebut harus terus dibawa salam setiap kondisi, di dunia pendidikan, dunia kerja hingga bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat.

Mulanya, Siti Atikoh mengatakan bahwa pendidikan di pondok pesantren mengajarkan banyak hal, dari manajemen waktu, disiplin dan kerja sama.

"(Para santri) terus sudah terbiasa dengan manajemen waktu, terbiasa dengan kedisiplinan, terbiasa dengan kerja kelompok, dan paling penting adalah kebiasaan menerapkan takwa. Ini lah yang paling penting," kata dia.

Berbekal pendidikan di pesantren, Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini meyakini para santri ketika bersosialisasi, berkomunikasi dan bersilahturahmi dengan seseorang, akan mengedepankan adab dan etika.

Terlebih, ketika para santri kelak terjun ke dunia kerja yang penuh dengan persaingan.

"Apalagi misalnya di dunia kerja, yang paling menentukan kita disukai atau tidak sama orang, bagaimana kita pekerjaannya itu sangat ditentukan oleh seberapa besar, seberapa baik akhlak kita, bukan hanya dari nilai akademis," ucap Atikoh.

"Nilai akademis itu penting tapi ada yang paling penting adalah etika kita, adab kita, akhlak kita kepada orang lain. Jadi disitulah nilai positif yang luar biasa," sambung dia.

3 dari 3 halaman

Ikhlas

Tak lupa, mantan wartawati ini menyebut bahwa para santri adalah anak yang paling ikhlas menempuh pendidikan formal maupun agama.

Atikoh pun memberikan semangat kepada para santri untuk terus belajar dengan gigih dan serius sehingga bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.

"Jadi cukup padat sekali aktivitas di Ponpes, apalagi nanti kemudian ada pendidikan umumnya di sini, dan khususnya menghafal Al-quran, surat-surat atau hadits, ini kan menunjukkan bahwa adik-adik ini ikhlasnya luar biasa, belajar terus. Tetapi justru manfaatnya itu, kita melihat banyak sekali santri-santri dari Indonesia ketika sudah dewasa maka bisa mendapatkan posisi dimanapun," jelas Cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hisyam A Karim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.