Sukses

Yenny Wahid Tegaskan Hubungannya dengan Prabowo Tak Sekadar Politik

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman pribadinya, Rabu (6/9/2023).

Liputan6.com, Jakarta Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman pribadinya, Rabu (6/9/2023).

Dalam pertemuan itu, wanita pemilik nama Zanubba Ariffah Chafsoh itu sempat menyinggung soal usia.

Yenny Wahid menerangkan, banyak tokoh-tokoh di luar negeri yang di usia senja masih mengabdi pada bangsa dan negara. Contohnya mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Karena itu, menurut dia, persoalan usia tidak perlu lagi diperdebatkan.

"Usia itu tidak penting, karena untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa kita sama-sama melihat banyak pemimpin-pemimpin dunia yang usianya sampai hampir seratus tahun, misalnya Pak Mahathir Mohamad, Ratu Elizabeth itu masih mengabdi pada bangsa dan negara," kata Yenny.

Yenny kemudian memuji sosok Prabowo Subianto. Bahkan, dia berulangkali memanggil nama Prabowo dengan sebutan Mas Bowo.

"Mas Bowo, saya memanggil beliau dari dulu Mas Bowo. Jadi Mas Bowo ini ya usianya kalau dalam politik masih remaja, makanya masih sangat pantas untuk dipanggil Mas bowo," ujar Yenny.

Yenny mengaku hubungan dekatnya dengan Prabowo sudah terjalin sejak lama. Ia kemudian bicara tentang sang kakek, KH Wahid Hasyim, yang hidup bertetangga dengan Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, kakek dari Prabowo.

"Dulu ketika Eyang Margono berpulang, Eyang saya (Wahid Hasyim) ikut mendoakan. Jadi hubungan yang sangat-sangat dekat ini sudah terjalin sejak lama," kata Yenny.

Tak hanya itu, Yenny juga mengaku turut mendapat berkah dari hubungan baiknya dengan Prabowo. Ia bertemu dengan jodoh pada tahun 2009 silam.

"Ketika tahun 2009 kami dari PKB Gus Dur mengalihkan dukungan ke Gerindra tahun 2009, di situlah saya ketemu suami saya ketika kami berkampanye untuk Mas Bowo. Jadi hubungannya ini hubungan hati, bukan hanya sekadar politik, tapi melampaui ajang politik lima tahunan, kira-kira begitu," tutur Yenny.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yenny Tidak akan Dukung Anies-Cak Imin

Sebelumnya, Yenny Wahid menegaskan tidak akan mendukung Anies Baswedan dalam pilpres 2024 karena telah berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Sehingga kini hanya tinggal dua pilihan bakal calon presiden yang akan dia dukung, yaitu Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.

"Kami para anak buah Gus Dur, pengikut Gus Dur, ya pilihan politiknya tinggal dua, dan sedang kami olah. Kami melakukan proses komunikasi dengan kedua kelompok tersebut, kelompoknya Pak Prabowo dan Pak Ganjar," kata Yenny Wahid di Jakarta, Selasa, (5/9/2023).

Yenny mengatakan bahwa keluarga Gus Dur memiliki pilihan politik dan rambu-rambunya sendiri dalam menentukan arah dukungan di pilpres 2024. Berdasarkan rambu-rambu tersebut, Yenny memastikan bahwa keluarga Gus Dur hanya akan memilih Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo.

"Posisi saya tidak berubah, keluarga kami menghormati proses demokrasi yang terjadi. Tapi dalam melakukan pilihan politik, kami punya rambu-rambu sendiri yang kami pegang, dan jelas kami posisi kami. Kami utarakan berkali-kali, jelas sekarang tinggal 2 pasang calon yang sedang kami pertimbangkan," tegas Yenny.

Yenny mengungkapkan alasannya tidak mendukung Anies di pilpres 2024 karena berpasangan dengan Cak Imin.

Kudeta yang dilakukan Cak Imin terhadap Gus Dur dalam Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berlangsung di Ancol, Jakarta Utara pada 2008, sampai saat ini masih menyisakan luka bagi Yenny Wahid dan keluarga.

Peristiwa itu menyisakan konflik menahun antara Cak Imin dan keluarga mendiang Gus Dur.

"Muktamar Ancol kurang apa terang benderangnya. Di situ Gus Dur diganti, di situ Gus Dur dikudeta. Kok masih klaim menyatakan sebaliknya. Saya rasa publik juga sudah dewasa, bisa lihat banyak kok saksinya yang ikuti proses politik terjadi," ujar Yenny Wahid.

Bahkan, kata Yenny, sampai Gus Dur mengeluarkan surat serta wasiat yaitu agar untuk mengganti posisi Cak Imin.

"Gus Dur sampai mengeluarkan surat. Jadi saya rasa bukti-bukti formal ya menunjukkan bahwa memang telah terjadi pengkudetaan terhadap Gus Dur. Cak imin boleh saja mengklaim. Tapi sampai beliau wafat, memang masih berwasiat Cak Imin harus diganti," ujar Yenny.

Perseteruan antara keluarga Gus Dur dan Cak Imin ini pun mewarnai dinamika politik menjelang pemilu 2024. Sampai akhirnya Yenny kembali menegaskan tidak akan mendukung Anies yang berpasangan dengan Cak Imin di pilpres 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.