Sukses

Dipersulit Beli Motor Yamaha Secara Tunai, Lekas Hubungi Call Center

Pembelian kendaraan bermotor kerap menjadi sebuah pertimbangan oleh beberapa masyarakat Indonesia, terutama sepeda motor. Tak jarang mereka rela menyisihkan pendapatannya untuk membeli sebuah sepeda motor yang baru secara tunai.

Liputan6.com, Jakarta - Pembelian kendaraan bermotor kerap menjadi sebuah pertimbangan oleh beberapa masyarakat Indonesia, terutama sepeda motor. Tak jarang mereka rela menyisihkan pendapatannya untuk membeli sebuah sepeda motor yang baru secara tunai.

Namun terkadang beberapa oknum sales di dealer motor melakukan kenakalan dengan mengarahkan konsumen untuk membeli secara kredit. Memang dari pembelian secara tunai tidak terlalu menguntungkan karena mereka hanya membayar dengan harga yang dikeluarkan oleh pabrikan. 

Kemudian oknum sales yang nakal ini juga berkata kalau membeli secara kredit motor bisa langsung diantar, namun berbeda dengan pembelian secara tunai, konsumen harus menunggu beberapa hari untuk motor barunya bisa diantar.

Vice President Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Dyonisius Beti mengatakan hal serupa yang selalu menjadi keluhan para konsumen di call center Yamaha.

“Selain inden ada juga keluhan di call center seperti saya mau beli cash pak, tapi dipaksa untuk beli dengan kredit. Itu bahasa umumnya seperti itu dari dealer dan juga faktor kedua adalah selain faktor cash, kalau cash mau cepat, mereka mau harganya beda dan sebagainya,” ungkap Dyonisius.

Dyonisius juga menambahkan, hal hal seperti ini juga tidak sesuai dengan kebijakan yang dimiliki Yamaha, dan konsumen pun berhak memilih cara pembayaran yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenakalan Oknum Sales

“Itu informasi pasar yang kita dapat dan kita berusaha mengatasi, policy yamaha itu adalah menjaga kepercayaan dari konsumen, tidak boleh harga itu mencari kesempatan dalam kesempitan itu tidak boleh, dan customer itu bebas memilih, mau beli cash atau kredit,” lanjut Dyonisius.

Diluar kenakalan ini, memang sebenarnya apabila permintaan pasar melebihi dengan ketersediaan barang, terjadilah permainan harga seperti ini. Tetapi tidak bisa dipungkiri konsumen terkadang juga tetap melakukan pembayaran jika keinginan konsumen yang sangat membutuhkan meskipun permainan harga ini tidak sesuai dengan kebijakan yang dimiliki Yamaha.

“Tetapi hukum supply dan demand itu selalu terjadi, kalau supply kurang pasti terjadi seperti minyak goreng kan kaya gitu dan biasanya seperti itu. Jadi itu tidak pernah habis habis walaupun policy Yamaha bukan seperti itu,” tutup Dyonisius.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini