Sukses

Survei SPIN: Capres-cawapres `Jawa-Jawa` Masih Diunggulkan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi lebih tingginya kobinasi Jawa-Jawa.

Lembaga Survey dan Polling Indonesia (SPIN) menyebut, secara angka psikologi politik, diperoleh hasil pemilih dengan latar belakang suku Jawa cenderung akan memilih capres-cawapres yang juga dari Jawa.

"51,4% Publik sangat setuju dan setuju tentang kombinasi Jawa-Jawa," tutur peneliti SPIN Danny Indrianto dalam Konferensi Pers Hasil Penelitian SPIN, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Minggu (23/2/2014).

Sejumlah pasangan Jawa-Jawa yang pernah disebutkan, antara lain Joko Widodo-Priyo Budi Santoso, Megawati Soekarnoputri-Joko Widodo, dan Joko Widodo-Puan Maharani.

Sementara, untuk kombinasi luar Jawa-Jawa sebanyak 49.5% pemilih sangat setuju dan setuju, 18,8% tidak setuju, 10,9% sangat tidak setuju, dan 20,6% tidak tau atau tidak jawab.

Untuk kombinasi Jawa-luar Jawa, 47% pemilih sangat setuju dan setuju, 17,10% tidak setuju, 11,20% sangat tidak setuju dan 24,40% tidak tahu atau tidak jawab. Sedangkan, kombinasi luar Jawa-luar Jawa ada sebanyak 44,6% sangat setuju dan tidak setuju, 25,7% tidak setuju, 16,9% sangat tidak setuju, dan 12,5% tidak tau atau tidak jawab.

"Ada banyak faktor yang mempengaruhi lebih tingginya kombinasi Jawa-Jawa. Pertama, jumlah pemilih suku Jawa terbanyak di antara suku lainnya. Sementara, latar belakang capres dan cawapres 2014 yang juga kebanyakan bersuku Jawa," imbuhnya.

Kemudian, pemilih bersuku Jawa cukup tersebar di berbagai provinsi. Selain itu, sifat suku Jawa cenderung untuk memilih calon pemimpin nasional yang memiliki latar belakang sama dengan dirinya. Dan terakhir, suku di luar Jawa cenderung membuka ruang pada capres dan cawapres yang berbeda suku dengan dirinya.

"Yang menarik itu, ada pernyataan dari seorang tim sukses capres tertentu yang mengklaim bahwa jagonya itu keturunan raja-raja terdahulu. Secara framing tidak bisa dipungkiri dalam event sekelas Pilpres, etnis Jawa dalan etnopolitik menjadi isu sangat seksi," tandas Danny.

Penelitian SPIN dilakukan dari 1 Januari sampai 15 Februari 2014. Populasi survei merupakan seluruh calon pemilih berusia minimal 17 tahun dan bukan TNI atau Polri aktif.

Jumlah sampel 1.090 responden yang diperoleh melalui teknik pencuplikan random sampling pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara, pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner. Uji kualitas dilakukan melalui telephone check dan spot check sebesar 20% dari total sampel. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini