Sukses

Kubu KarSa Tepis Tudingan Tim Khofifah-Herman

"Tudingan itu dilontarkan tanpa bukti jelas. Tapi, berjalannya waktu itu hanya omong kosong dan KarSa tetap menang 2008 lalu," imbuh Hadi.

Jelang pemilihan gubernur Jawa Timur, perseteruan antara pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dan Khofifah-Herman memanas. Kubu KarSa dituding menyuap beberapa pihak agar mengalihkan dukungan untuk kemenangan pasangan KarSa yang merupakan calon incumbent.

Menanggapi hal itu, tim pemenangan KarSa menilai tudingan yang dilontarkan Khofifah sudah tidak aneh dan biasa. Karena, tudingan itu tidak akan berpengaruh pada dukungan terhadap calon incombent itu.

"Nggak ada pengaruh. Bu Khofifah sejak awal modelnya seperti itu," kata tim pemenangan KarSa, Hadi Pranoto di posko pemenangan Jalan Citarum, Surabaya, Rabu (28/8/2013).

Hadi menyontohkan, pada Pemilu 2008 lalu Khofifah telah melontarkan tudingan kecurangan pada keputusan kemenangan KarSa. Dengan harapan, masyarakat juga tergiring untuk mengarahkan tudingan yang sama terhadap KarSa.

"Tudingan itu dilontarkan tanpa bukti yang jelas. Tapi, berjalannya waktu itu semua hanya omong kosong dan KarSa tetap menang (Pilkada Jatim) 2008 lalu," imbuh Hadi.

Hadi juga menampik tudingan yang suap miliaran rupiah kepada komisioner KPU Jawa Timur yang dilakukan KarSa sehingga pasangan Khofifah-Herman sempat gagal mencalonkan diri sebelum dianulir Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Menurutnya, jika ada bukti silakan ditangkap karena itu merupakan tindak kriminal.

"Sebaliknya, pelontar fitnah itu juga kriminal. Kalau Khofifah tidak bisa dibuktikan itu penistaan dan mendeskriditkan pasangan kami," imbuh Hadi.

Namun, Hai mengaku ragu kalau tudingan itu dilontarkan langsung oleh Khofifah. Karena, menurutnya bisa saja Khofifah mendapat bisikan dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

"Tapi kami dipesan oleh Pak De Karwo untuk tidak menyerang lawan, bersikap santun, dan menghindari pelanggaran peraturan. Jadi kalau diserang, kalau dibilang menjegal, ya kita diam saja," tukas Hadi. (Adi/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini