Sukses

Kisah sang Pemburu PRT Vs Pemburu TKI

Tak mudah mendapatkan tenaga PRT, sebab tak jarang saat mencari tenaga kerja muda harus berebut dengan pemburu TKI.

Saut (33), warga asli Cianjur, Jawa Barat ini mengaku menjadi pemburu Pembantu Rumah Tangga (PRT) sejak 10 tahun lalu. Saat ini, dirinya sudah mendapat kepercayaan dari sejumlah penyalur PRT, khususnya di Jakarta. Tak mudah bagi Saut mendapatkan tenaga PRT, sebab dirinya tak jarang mendapat kesulitan mencari tenaga kerja muda karena harus berebut dengan pemburu TKI.

"Sekarang banyak yang jadi TKW. Saat saya lagi ajak orang, nggak lama ketemu sama agen TKI. Ya kalau agen kan pasti nawarin gajinya lebih tinggi. Otomatis yang tadinya sudah mau, bisa belok jadi TKI," kata Saut saat ditemui saat mengantarkan calon PRT ke salah satu penyalur di daerah Jalan Soeprapto, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2013).

Saut menuturkan, ia lebih memilih jadi pemburu PRT karena merasa lebih bisa dipertanggungjawabkan dan tidak terlalu beresiko. Dari setiap PRT yang disalurkan, Saut mendapatkan komisi sebesar Rp 650 ribu.

"Ya kalau PRT kan di dalam negeri, kalau ada apa-apa istilahnya masih mudahlah untuk diurus. Hari ini, saya baru bawa 3 PRT. Nanti malam mau dijemput majikan. Tahun kemarin bawa 9 sampai 15 PRT. Ya siapa cepat dia dapatlah dan harus cocok dulu gajinya," jelas Saut.

Selain itu, dia menuturkan saat bersaing dengan para pemburu TKI terkait perekrutan tenaga kerja muda. Sebab calon majikan kebanyakan berminat pada tenaga kerja berusia di bawah 25 tahun.

"Majikan kebanyakan minta umur muda. Kemaren saya bawa 18 tahun 2 orang laku, sama 30 tahun 3 orang nggak cocok jadi tukar," pungkas Saut. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.