Sukses

Penjelasan Istana: Di Balik Keputusan Prabowo Bongkar Pasang Menteri dalam Setahun Pemerintahan

Prasetyo mengatakan perubahan nomenklatur kementerian bagian dari hasil evaluasi, ada sektor yang perlu diperkuat dan harus dirampingkan.

Diterbitkan 18 Oktober 2025, 09:31 WIB
Share
Copy Link
Batalkan
Jadi intinya...
  • Mensesneg jelaskan perubahan kementerian Prabowo hasil evaluasi.
  • Perubahan bukan kurang perencanaan, tapi perkuat atau rampingkan sektor.
  • Contoh: penambahan direktorat izin bangunan pondok pesantren.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menjelaskan alasan Presiden Prabowo Subianto terus melakukan bongkar pasang atau perubahan nomenklatur kementerian dalam satu tahun pemerintahannya. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, sudah tiga kali terjadi reshuffle atau perombakan Kabinet Merah Putih.

Prasetyo membantah perubahan nomenklatur ini karena pemerintah masih mencari kekuatan dan tak ada perencanaan. Prasetyo mengatakan, perubahan nomenklatur kementerian bagian dari hasil evaluasi bahwa ada sektor yang perlu diperkuat dan ada pula yang harus dirampingkan.

"Ya enggak dong. Kan dalam perjalanannya itu kan selalu tidak mungkin suatu perencanaan sejak awal itu sudah terlihat sempurna atau sudah digambarkan sempurna. Nah dalam perjalannya kan kita menemukan bahwa, oh di sektor ini kita butuh perkuatan, oh di sektor ini terlalu besar kita butuh perampingan," jelas Prasetyo kepada wartawan, Jumat (17/10/2025).

2 dari 2 halaman

Perbaikan Agar Program Kerja Sesuai Rencana

Dia menuturkan, pemerintah terus melakukan penyempurnaan dan perbaikan agar program kerja berjalan sesuai rencana. Prasetyo lantas mencontohkan soal banyaknya pondok pesantren yang tak memiliki izin bangunan, sehingga pemerintah menambah direktorat khusus untuk menangani masalah tersebut.

"Contohnya, kita menemukan hampir sebagian besar pondok pesantren tidak memiliki izin bangunan. Kita lalai selama ini. Ya masa kemudian enggak boleh kita menambah satu direktorat khusus menangani masalah pondok pesantren dari sisi keamanan bangunan?" tuturnya.

Prasetyo mengajak semua pihak untuk berpikir secara substansif. Menurut dia, pemerintah sudah melakukan perencanaan sejak awal, namun ternyata masih ada hal-hal yang harus dibenahi dan diperbaiki seiring berjalannya waktu.

"Ibarat pemain bola, kita merasa sudah main jago semua. Ya latihan setiap hari belum tentu menang, begitu main ternyata kita harus lakukan perubahan, kita janji," ujar Prasetyo.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo membentuk Kementerian Haji dan Umrah. Selain itu, Prabowo juga membentuk Badan Pengaturan BUMN, hasil perubahan dari Kementerian BUMN.